Kamis, 06 Oktober 2011

Membedah Kitab Jundullah Tsaqofatan Akhlaqan


..........................
.......................................
Pada Kajian hari ini kita membedah
sebuah kitab yang di Tulis Sayyid Hawa
dengan Judul
"JUNDULLAH Tsaqafatan wa Akhlaqan"

Jika di terjemahkan ke bahasa kita judulnya menjadi
"Mengenal Intelektualitas dan Akhlak Serdadu Islam Rabbani "

Dengan membaca kitab ini kita akan dapat memperoleh gambaran
harokah mana yang benar-benar tulus dalam perjuangannya, dan mana yang bathil berkedok Harokah Dakwah

Selamat menikmati kajian hari ini

Jundullah adalah orang-orang yang telah mengkhidmatkan dirinya pada jalan Allah dengan membawa nilai-nilai Rabbani dan
menyeru manusia kepadanya. Mereka adalah orang-orang yang memberikan loyalitas (wala’) hanya kepada Allah, Rasul, dan
orang-orang yang beriman.
Dalam memperjuangkan dan menyeru manusia pada nilai-nilai Rabbani, seorang jundullah harus memiliki bekal. Mana mungkin
ia dapat mengajak manusia kepada kebenaran, sedangkan ia tidak mengetahui bekal apa yang harus dibawa. Yang disoroti
adalah tentang intelektualitas dan akhlak seorang jundullah, suatu aspek yang sangat penting dan mendasar.

Uraian kajian di bawah ini sangat komprehensif sehingga dengannya seseorang siap menjadi jundullah; golongan yang akan
dimenangkan Allah dalam medan kehidupan.

Kata Hizbullah disebut dalam Al Qur’an sebanyak dua kali. Pertama di surah Al Mujaadilah dan yang kedua di surah Al Maaidah.

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orangorang
yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara atau
pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan
mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalam-Nya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap
(limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan
yang beruntung.” (QS. Al Mujaadilah:22)

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap
orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada
celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang
beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil
Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah
yang pasti menang.” (Al Maidah : 54-56)

Dengan demikian, hizbullah memiliki arah, yang cirinya adalah sebagai berikut.

1. Membebaskan diri dari musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. Secara praktikal dengan tidak memberikan ketaatan kepada
mereka, dan secara batin dengan tidak menyimpan kecintaan kepada mereka.

2. Memberikan wala ‘loyalitas’ kepada kaum mu’minin dalam bentuk praktikal dan menumbuhkan kecintaan dalam hati. Kaum
mu’minin yang berhak diberikan wala’ ini adalah mereka yang telah melengkapi syarat keimanan, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat.

Sasaran-Sasaran Utama Hizbullah

1. Membentuk kepribadian manusia secara islami
2. Mendirikan negara Islam di setiap daerah
3. Menyatukan umat Islam
4. Menghidupkan kembali kekhalifahan
5. Mendirikan negara Islam Internasional

Intelektualitas Serdadu Islam Rabbani
(JUNDULLAH Tsaqafatan)

A. ILMU USHULUTS-TSALASAH (Ilmu tentang Keimanan)

Ilmu yang dimaksud adalah ilmu yang pada zahirnya membahas tiga pengetahuan dasar Islam, yaitu pengetahuan tentang Allah
SWT, pengetahuan tentang Rasulullah SAW dan pengetahuan tentang Islam. Inilah metodologi Rasulullah saw dalam mendidik
para sahabat sebaqaimana yang disebukan oleh Ibnu Umar r.a.
“Ketika Rasulullah saw masih hidup, aku menyaksikan bahwa kaum muslimin kala itu lebih menomorsatukan
mempelajari masalah keimanan sebelum mempelajari Al Qur’an. Ketika diwahyukan surah-surah Al Qur’an kepada Muhammad saw, maka dari surah-surah itu kami mempelajari hukum halal-haram dan perkara-perkara yang harus kami renungkan dari surah-surah Al Qur’an itu. Namun, belakangan saya mendapati orang-orang lebih menomorsatukan Al Qur’an sebelum mempelajari masalah keimanan. Lalu tatkala orang-orang itu membaca seluruh surah dalam Al Qur’an; dari Al Fatihah sampai An Naas, kala itu mereka tidak mampu memahami mana yang merupakan perintah Al Qur’an dan mana yang merupakan larangannya. Serta mana pula ayat-ayat yang semestinya mereka renungkan dan mereka jabarkan, seperti layaknya mereka menghampar buah kurma yang jelek.”

B. AL KITAB DAN ULUMUL QUR’AN

1. Ilmu Nasikh Mansukh
Dalam Islam, terdapat hukum-hukum yang sifatnya gradual, dan selang beberapa waktu hukum tesebut barulah stabil.

2. Ilmu Asbab Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al Quran) dan Amkinah Nuzul (ilmu tentang tempat di mana suatu ayat
diturunkan)

Buku rujukan ilmu bidang ini:
a. Nasikh Mansukh, Ibnu Hazm
b. Lubabun Nuqul Fi Asbabun Nuzul, Imam Suyuthi
3. Ilmu Gharibil Qur’an (ilmu yang membahas hal-hal yang aneh di dalam Al Qur’an)
4. Ilmu Rasm Utsmani (ilmu yang mempelajari teori penulisan Utsmani yang digunakan para sahabat untuk menulis mushhaf Al
Qur’an)
5. Ilmu Tafsir Al Qur’an
Berkaitan dengan Kitabullah, setiap insan muslim dihimbau :
Pertama, insan muslim harus membaca Al Qur’an secara kontinu
Kedua, dia harus menghafal sebagian Kitabullah (Al Qur’an)
Ketiga, seorang inividu muslim harus terbiasa merujuk kepada perkataan para mufassir.

Contoh buku tafsir:
a. Tafsir yang ringkas adalah kitab tafsir al-Jalalain
b. Tafsir mazhabi adalah tafsir Ai Au’ud dalam mazhab Imam Abu Hanifah
c. Kitab tafsir yang ma’tsur adalah kitab tafsir karya Ibnu Katsir
d. Kitab tafsir modern adalah tafsir Fi Zhilaalil Qur’an karya Sayyid Quthb

Memahami Kitabullah dapat tercapai bila kita:
a. Mempelajari bahasa Arab
b. As Sunnah
c. Sirah Nabawiyah
d. Ulumul Qur’an

Batas khatam Al Qur’an satu kali dalam sebulan. Atau kalau tidak mampu, satu kali dalam empat puluh hari.

C. AS SUNNAH

As Sunnah adalah semua perkara yang dinukil dari perkataan, perbuatan, dan keputusan Nabi saw. Di bawah ini adalah
struktur pembagian hadits Nabi.
Pertama, hadits shahih. Yaitu hadits yang memiliki sanad dan sanadnya ini terus bersambung melalui perawi yang adil dan baik
hafalannya. Hadits ini tidak aneh dan cacat.
Kedua, hadits hasan. Hadits ini dibagi 2, yaitu:
a. Hadits yang sanadnya tidak luput dari perawi yang tidak jelas identitas pribadinya dan diriwayatkan melalui sanad hadits
yang berbeda.
b. Hadits yang para perawi berasal dari golongan orang-orang yang terkenal jujur, dan dapat dipercaya, namun dari segi
hafalan dan kecermatan, hadits hasan tidak sampai dengan perawi hadits sahih.
Ketiga, hadits dhaif. Yaitu hadits yang tidak memiliki kriteria hadits shahih serta hadits hasan sebagaimana yang tadi disebutkan.

Keempat, hadits maudhu’. Adalah hadits yang dibuat-buat serta dinisbatkan oleh pembohong dan pemalsu hadits.

Kitab yang sebaiknya dibaca oleh jundullah:
a. Kitab al Arba’in an-Nawawiyyah
b. Al-Azhar karya Imam Nawawi
c. Riyadhush-Shalihin
d. Kitab Hidayatul Bari fi Tajridi Shahih Bukhari

D. ILMU USHUL FIQIH
Adalah ilmu yang merupakan barometer bagi ilmu fiqih dan asal muasalnya dan berfungsi mengatur seseorang dan
melindunginya dari kekeliruan meng-istinbat hukum.

Buku-buku ushul fiqh kontemporer adalah:
a. Buku Ushul Fiqh karya Syekh Abu Zahura
Buku-buku Ushul Fiqh Modern adalah:
a. Buku Karya Khudhari Bek
b. Buku Karya Adib shaleh
Buku-buku klasik di bidang ushul fiqh adalah :
a. Kitab ar Risalah karya Imam Syafi’I
b. Kitab Al-Mustahfa karya Imam Al Ghazali
c. Kitab al Manhul karya imam Al Ghazali

E. ILMU-ILMU YANG SIFATNYA TEORITIS DAN PRAKTIS: ILMU AQAID, ILMU AKHLAK DAN ILMU FIQIH

1. Ilmu Aqaid (Akidah)
2. Ilmu Akhlak
3. Ilmu Fiqih

F. SEJARAH UMAT ISLAM DAN KEKINIANNYA
Membaca sejarah merupakan faktor urgen dalam pembentukan pribadi muslim. Juga dalam menumbuhkan
perasan memilki terhadap eksistensi umat. Untuk mengetahui segi-segi ini, disarankan untuk membaca:

1. Kitab Tahzib Sirah Ibnu hisyam atau Nurul yaqin
2. Hayatu Shahabah ‘Kehidupan Para Sahabat’
3. Ad-Da’wah ilal Islam (Arnold)
4. Maadza Khasiral-‘Aalam bin-hitaathil-Muslimin. Buku ini mengajak kita untuk menganalisis sejarah kontemporer dan masa
lalu.
5. Min Rawaa’i Hadhaaratina, karya Dr. Musthafa as Siba’i. Buku ini membuka cakrawala pengetahuan kita tentang sejauh mana
kecermelangan sejarah kita yang agung.
6. Taqwim al-‘Alam al Islaami. Buku ini membahas tersebarnya kaum muslimin di dunia dan situasi dunia islam.

G. DISIPLIN ILMU BAHASA ARAB
Bahasa Arab adalah ilmu yang sangat penting bagi kita; untuk dapat membaca, memahami, menulis dan berbicara. Yang pada
akhirnya, akan mengekalkan agama Islam karena seorang individu muslim harus berda’wah. Permasalahan yang pertama kali
muncul adalah matinya bahasa Arab fush-hah (bahasa arab asli), disertai dengan tumbuh berkembangnya bahasa amiyah
(dialek local) yang mencapai ratusan macam dialeknya.
Agar kita memiliki pengetahuan bahasa Arab yang baik, ada beberapa bahan bacaan yang harus dikuasai, yakni
sbb:
1. Membaca kitab tentang khattul-Arabi’ ‘kaligrafi Arab’
2. Membaca kitab tentang imla (cara penulisan kata-kata dalam bahasa Arab)
3. Membaca kitab tentang nahwu dan sharaf
4. Membaca kitab tentang ilmu balaghah
5. Membaca kitab tentang ilmu ‘arudh
6. Mengkaji kamus-kamus bahasa Arab yang kuno
7. Mengkaji sastra Arab dan sejarahnya

H. BEBERAPA TANTANGAN DAN KONSPIRASI
Mengetahui musuh-musuh, memperhitungkan langkah-langkahnya dan memantaunya, kemudian mengentaskannya adalah
suatu kewajiban bagi kita:
1. Freemansonry, Rotary-Lions Club
2. Peranan agen-agen Amerika (CIA), Inggris, Prancis dan Rusia (KGB)
3. Partai-partai yang berdiri atas dasar orientasi mereka yang bermacam-macam, yang
bersifat kapitalis, demokratis, komunis, sosialis, atau nasionalis.
4. Sekolah-sekolah yang mengacu pada organisasi-organisasi asing, baik itu missionaris
maupun sekularis.
5. Peranan publikasi yang mengikut pada organisasi seperti ini, juga koran-koran dan
majalah-majalah yang mempropagandakan misi mereka.
6. Propaganda penghalalan dan kekacauan yang dilakukan oleh para penulis dan pengarang
kisah atau skenario film dan televisi.
7. Propaganda yang berorientasi ide-ide kafir, baik itu yang terdapat pada sekolah-sekolah
asing maupun yang berada pada sekolah setempat yang terpengaruh oleh pemikiran kafir
dan orang kafir.
4.Buku berikut ini diharapkan dapat menolong dalam memecahkan problem muslim kontemporer dalam menghadapi tantangan
zaman.
1. Nahwa al-Mujtama’il-Islami, karya as Syahid Sayyid Quthb.
2. Al-Islam wa Muskilaatul-Hadharah, karya asy-Syahid Sayyid Quthb
3. Nahnu wal-Hadharah al-Gharbiyyah, karya Abul A’la al-Maududi
4. Harakaat wa Madzaahib, karya Fathi Yakan.
5. Ats-Tsaqafatul-Islaamiyah, karya Dr. Abdul Karim Utsman.

I. KAJIAN ISLAM KONTEMPORER
Kajian modern ini merupakan bekal bagi individu muslim modern dalam memasuki kancah pergulatan pemikiran kontemporer.
Perpustakaan Islam menjadi penuh dengan buku-buku yang berindikasikan pemikiran ini dan kita selalu membutuhkan
kreativitas mereka sebagai tambahan.

Berikut gambaran dari sebagian buku-buku yang harus dibaca oleh seorang individu muslim.
1. Mabadiul-Islam, karya Abul A’la al-Maududi
2. Khashaisut-Tashawwur al-Islaami, karya Sayyid Quthb.
3. Hadzad-Dien, karya Sayyid Quthb.
4. Al-Mustaqbal li Hadzad-Din, karya Sayyid Quthb.
Buku-buku berikut memberi gambaran tentang Islam secara umum. Keistimewaannya, ciri-cirinya serta kebutuhan manusia
akan Islam.

1. Ar-Risalatul-Muhammadiyah, karya Sulaiman an-Nadawi
2. Al-Hadharatul-Islaamiyah, Ususuha wa Mabadiuha, karya Abul A’la al Maududi.
3. Al-Arkanul-Arba’ah, karya Abul Hasan an-Nadawi.

Buku-buku berikut ini akan memberikan gambaran tentang rukun-rukun Islam.
1. Isytirakiyatul-Islam wa Nazharaat fi Isytirakiyyat al-Islam, karya Dr. Mushthafa as-Siba’I
dan al Ha-mid.
2. Malakiyatul-Ardhi fil-Islam, karya Sayyid Quthb.
3. Al-‘Adaalatul-Ijtima’iyah fil-Islam, karya Sayyid Quthb.
4. Ususul-Iqtishadil-Islami, karya Abul A’la al-Maududi.
5. Ar Riba, karya Abul A’la al-Maududi
6. At-Takaaful al Ijtima’I fil-Islam, karya Abdullah Ulwani

Buku-buku berikut ini akan memberikan kita gambaran tentang sistem ekonomi Islam.
1. Al Mar’ah bainal-Fiqh wa Qanun, karya Dr. Musthafa as-Siba’i.
2. Al Hijab, karya Abdul A’la al-Maududi.
3. Tafsir Surah An-Nuur, karya Abul A’la al Maududi.

Buku-buku berikut ini akan memberikan kita gambaran tentang sistem tatanan sosial dalam Islam.
1. As-Silmu wal Harb, karya Dr. Musthafa-as Siba’i.
2. Al Jihad, karya Abul A’la al-Maududi.
3. Nazhariyatul-Islam wa Hadhuyu fid-Dustuur wal-Qanun dan Nahwa Dustur Islami, karya Abul A’la al-Maududi.
4. Risalatul Jihad, karya asy-Syahid Hasan al-Banna.

Buku Manhajut-Tarbiyah al-Islamiyah karya Muhammad Quthb akan memberikan gambaran kepada kita tentang sistem politikdan militer.

Buku-buku berikut ini akan memberikan gambaran tentang metode pendidikan Islam.

1. Syubuhat Haulal-Islam, karya Muhammad Quthb.
2. Jahiliyatul-Qarnil-‘Isyriin, karya Muhammad Quthb.
3. Ats-Tsaqafatul-Islamiyah, karya Dr. Abdul Karim Utsman.

Hendaknya seorang individu muslim saat ini selalu memperhatikan pemikiran Islam dalam buku-buku, koran-koran, atau
majalah-majalahnya, dan selalu sadar dalam mencernanya serta tidak disibukkan oleh satu masalah sehingga melupakan
masalah yang lain.

J. PEMAHAMAN DA’WAH DAN PRAKTIKNYA
Rasulullah saw bersabda, “Sampaikanlah pengajaran dariku, meskipun hanya satu ayat.”
Imam Ali berkata, “Dunia tidak akan sepi dari orang-orang yang membela Allah SWT dengan argumennya.”

Sudah selayaknya bagi kaum muslimin untuk mempelajari seluruh praktik da’wah kepada Allah SWT yang ada di depannya,
kemudian mempelajari semua pendapat-pendapat yang ada; dari metode para ulama, metode yang dilakukan oleh pakar-pakar
sufi, metode jam’iyyat khairriyyah (LSM), metode partai-partai Islam, metode berbagai organisasi yang ada, sampai pendapatpendapat
yang dilontarkan dalam kajian-kajian bidang da’wah, dan lainnya.
Individu muslim hendaknya mempelajari pemikiran gerakan islam yang asli, metode pelaksanaannya, dan pembentukannya
serta langkah-langkahnya untuk melawan kemurtadan dan kekafiran dalam seluruh levelnya.

Beberapa kajian yang sebaiknya ditelaah:
1. Minhajul-Inqilabil-Islami, karangan al-Maududi.
2. Ma’alim fith-Thariq, karangan Sayyid Quthb.
3. Waaqi’ul-Muslimiin wa Sabiilun-Nuhudh Bihim, karya al-Maududi.
4. Rasaa’il al-Ustadz asy Syahid Hasan Al Banna yang berisi: “al-Muktamar al Khamis”,
“Risaalatut-Ta’lim”, “Baik al-Amsi al Yaum”, “ar-Rasaa’il ats Tasalaasah”, dan “Da’watuna fi
Thaurin Jadiid”. Kemudian semua rasa’il al Ustadz Hasan Al Banna dan catatan-catatannya.
Lebih dikhususkan lagi bagian akhir dari risalah tersebut.
5. Silsilah Rasa’il, bagian usrah: “Adabul Usrah wal-Katibah”, “Nizhamul-Usrah”, “Nasyatuhu
5. wa Ahdaafuhu”, “Nahwa Jailin Muslim”.
6. Musykilaatud-Da’wah wad-Da’iyah, karangan Fathi Yakan.
7. Tadzkiratud-Du’aat, karangan al-Bahiy al-Khuli.
8. Nahwa Hukmin Islaami, karangan Muhammad Ali ad-Dhanawiy.
9. Al Ikhwaanul Muslimuun, Fi Harbil-Falisthiin.
10. Al Muqawamatus-Sirriyyah fi Qanaatis-Swiss.

Langkah pertama yang harus dimiliki oleh umat Islam dalam mempersatukan dan merekatkan hati umat, adalah menyamakan
persepsi tentang langkah-langkah utama dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Berikut ini beberapa buku karangan kami tentang Fiqhud-Da’awah.

Juga buku mengenai membina dan mengaktifkan amal
islami, yaitu:
1. Jundullah: Tsaqafatan wa Akhlaqan.
2. Min Ajli Khutwah Ilal-Amam ‘Ala Thariqil-jihadil-Mubarak.
3. Al-Madkhal Ila Da’watil-Ikhwanil-Muslimin.
4. Jaulaat fil-Fiqhain al-Kabiir wal-Akbar wa Ushuuluha.
5. Fi Afaaqit-Ta’liim.
6. Duruusun fil-Amalil-Islami al-Mu’ashir.
7. Jundullah Takhtiihan.
8. Hazihi Tajribatii wa Hadzihi Syahadatii.
9. Fushuulun fil-Imrah wal-Amiir.

K. CATATAN DAN SARAN
“Jika kalian melihat seseorang sering mendatangi masjid (untuk shalat), maka persaksikanlah tentang kelurusan imannya.” (HR.Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Darimi)
Kembali ke masjid, meramaikannya dengan ilmu atau zikir kepada Allah SWT, dan mengadakan pengajian untuk kaum muslimin
di masjid-masjid adalah awal dari usaha menghidupkan Islam

Suatu masjid, bila diorganisasi dengan baik oleh seorang ulama yang shaleh yang berjihad untuk membentuk sebuah kelompok,
lalu di dalam kelompok tersebut dibagi individu-individu yang ditugaskan mempelajari suatu keilmuan Islam. Dan dibentuk
halaqah-halaqah kajian. Jika para aktivis tersebut menguasai materi yang dipelajarinya, para pengajar mengganti dengan
materi yang lain. Apabila telah selesai mengkaji pada suatu periode, diteruskan pada periode selanjutnya.

Demikianlah individu mulim berpindah dari satu halaqah ke halaqah yang lain, dari satu marhalah ke marhalah yang lain, sehingga sempurnalah wacana kelimuan Islamnya. Setelah itu, jika seorang aktivis telah menguasai apa yang dipelajarinya, kepadanya dibebankan mengajarkannya di masjid tersebut atau di masjid yang lain.

Kami menganjurkan agar diadakan beberapa halaqah berikut ini, di masjid-masjid pada suatu tempat. Yaitu, Halaqah kajian
ushuluts-tsalasah, halaqah pengajian Al Qur’an, halaqah pengajian hadits, halaqah kajian ushul fiqih, halaqah kajian aqaid,
halaqah kajian fiqih, halaqah kajian dasar-dasar akhlak, halaqah kajian bahasa arab, halaqah kajian mengetahui konspirasi
terhadap Islam, halaqah kajian sejarah Islam, halaqah kajian dunia Islam dan kekiniannya, halaqah kajian islam kontemporer,
halaqah fiqih da’wah.

Setiap halaqah harus ada penanggung jawabnya yang mempunyai spesialisasi dalam kajian tersebut. Mempelajari ilmu-ilmu
tersebut tidak bisa dengan otodidak atau mengkaji sendiri, melainkan harus dilaksanakan di masjid karena lebih banyak
berkahnya dan dapat bersatu dengan ikhwan lainnya.

Akhlak Serdadu Islam Rabbani
(JUNDULLAH Akhlaqan)

A. AKHLAK ISLAM

Dalam diri kaum muslimin yang hidup pada zaman keemasan Islam akan terlihat SEMUA akhlak yang sangat mulia. Adapun
pada diri muslim yang hidup setelahnya, hanya didapati sebagian seginya menonjol dan bagian yang lainnya hampir tidak
terlihat eksistensinya.

Muslim pada zaman keemasan Islam terlihat sangat alim, zahid, patuh, saling menolong, menjadi dai, pemberani, jujur,
bijaksana, politikus, oranisatoris, beradab dan cerdas. Adapun muslim saat ini hanya memiliki akhlak yang setengah-setengah.
Seseorang akan mendapat predikat “tentara Allah SWT” bila telah memenuhi lima akhlak yang tercantum di dalam QS. Al
Mujaadilah: 22, yaitu:
1. Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.
2. Bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min
3. Bersikap keras terhadap orang-orang kafir.
4. Berjihad di jalan Allah
5. Tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.

B. KARAKTER PERTAMA: Wala (Loyalitas)
• Sifat pertama adalah mengkhususkan wala ‘loyalitas’ hanya kepada Allah SWT, Rasulullah dan orang mukmin. (An-
Nisaa’:138-139), (Al Maaidah: 56), (At Taubah: 71), (Al Mumtahanah: 4), (Al kahfi: 102), ( At Taubah: 16)

C. KARAKTER KEDUA: MAHABBAH
Mahabbah ‘cinta’ seorang hamba kepada Allah SWT merupakan pengaruh alami yang timbul dari rasa syukur atas nikmat yang
dikaruniakan Allah SWT kepadanya.
Pembahasan bagi yang ingin meniti jalan menuju cinta Allah SWT dibagi tiga, yaitu:

1. Orang-Orang Yang Dibenci Allah SWT
a. Condong pada kesesatan.
b. Menggunakan tradisi orang-orang pada zaman jahiliyah.
c. Membunuh manusia tanpa alasan yang benar.
d. Banyak gosip. (An Nisaa: 114), (Al Mujaadilah: 9)
e. Takabbur
f. Syirik (Ibrahim: 13-14)
g. Taat dan tunduk pada syetan, melakukan dosa-dosa besar dan kecil. (Ibrahim:22)
h. Dusta dan menentang ayat-ayat Allah. (Al An’aam: 157)
i. Menghukumi tanpa berlandaskan hukum Allah. (Al Maaidah: 45)
j. Berdusta/berbohong kepada Allah SWT. (Al An’aam: 21), (An Nahl: 116), (Al Baqarah: 140)
k. Melampaui batas dari ketentuan Allah (Al Baqarah: 229)
l. Mengikuti hawa nafsu dan meninggalkan syariat Allah. (Al Qashash: 50)
m. Ayat-ayat Allah diperdengarkan namun ia tidak mengingat-Nya. (Al Kahfi:57)
n. Memfitnah, merendahkan dan mengolok-olok orang muslim. (Al Hujuraat: 11)
o. Mencari-cari kesalahan dan mengghibah orang muslim. (Al Hujuurat: 12)
p. Kekufuran. (Ali Imran: 105-106). Sebab-sebab dari sebuah perpecahan:
- Meninggalkan jalan Allah lalu mengikuti jalan-jalan setan. (al-An’aam: 153)
- Tidak disatukan oleh kebenaran dan melupakan sebagian ajaran Allah. (al-Maa’dah: 14)
- Tidak adanya kejernihan akal. (Ali Imran: 152)
Tidak adanya persatuan hati di antara mereka tidak terdapatnya sifat zuhud dunia. (al12
Anfaal: 63)

2. Orang-Orang Yang Dicintai Allah SWT
a. Orang yang berbuat al-Ihsan.
(Ali Imran: 134), (Ali Imran: 147), (Az Zumar: 17-18), (An Nisaa: 36), (al Baqarah: 8).
b. Orang yang bertaubat.
(Al Baqarah: 222), (At Taubah: 108), (Ali Imran: 135-136)
c. Orang yang menyukai kebersihan ibadah.
d. Orang yang Mengikuti Rasulullah SAW. (QS. Al Ahzab: 21).
Dengan cara:
- Selalu mengharap rahmat Allah dan hari akhirat
- Selalu berzikir kepada Allah SWT (Al-Ma’tsurah, tahlil, tahmid, istighfar, shalawat, membaca
Ali Imran pada hari Jum’at, membaca Al Qur’an)
- Meneladani sunnah Rasulullah SAW dan para sahabat. (Shiddiq, amanah, fathanah, tabligh dan seluruh perilaku Rasulullah
SAW)
e. Orang-orang yang saling mencintai dan bersaudara karena Allah.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.
Satu, mahabbatullah adalah sebagai berikut.
- Cinta karena Allah SWT.
- saling mengunjungi karena Allah SWT.
- Memberi harta karena Allah SWT.
Dua, mahabbah karena Allah SWT hanya dapat terwujud jika terhindar dari motivasi untuk ambisi pribadi. (Al ‘Ashr: 1-3).
Tiga, persaudaraan karena Allah SWT tidak akan berlangsung lama kecuali jika dilandasi dengan takwa dan akhlak. (Az Zukhruf:
67), (Al Isra: 53)
Empat, Persaudaraan karena Allah SWT dapat berlangsung lama hanya dengan menjaga rahasia saudaramu, tidak ghibah,
serta kamu tunaikan haknya
f. Orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur. (Ash-Shaff: 4)
g. Orang yang bertaqwa.
1. Kedudukan dan Urgensi Taqwa dalam Islam.
• Satu, Allah SWT berfirman (An Nisaa’:131). Dan wasiat Allah SWT kepada seluruh umat: (Asy Syu’ara: 10-11), (Asy
Syu’ara: 123-124) (Asy Syu’ara: 161), (Al Baqarah: 183), (Al Baqarah: 188), (Al Baqarah: 179), (Asy Syuara: 108)

2. Intisari dan Hakikat Taqwa
Pertama, universalitas Islam.
Kedua, taqwa adalah sebuah naluri yang merupakan sumber dari tingkah laku.
Ketiga, Sifat-sifat orang bertaqwa di dalam Al Qur’an. (QS. 2: 1-5), (QS.2: 177), (QS. 3: 15-17), (QS.3: 133-136), (QS. Al
Anbiyaa’: 48-49), (QS. Adz Dzaariyat: 16-19)

3. Jalan untuk Mencapai Taqwa
Pada hakikatnya, takwa merupakan malakah ‘sifat yang kokoh’ dalam hati. Jika malakah bersemayam dalam hati, jasad akan
menempuh jalan dan metode Allah SWT.
a) Jalan Pertama.
Membaca Kitab disertai tadabbur. (Shaad: 29), (Thahaa: 113), (Al Hajj: 46).
b) Jalan Kedua.
Mujahadah meraih petunjuk. (Al Ankabuut: 69), dengan cara:
(1) Iman kepada Allah (At-Taghaabun: 11) dengan cara zikir dan pikir (Ali Imran: 190-191) dan amalan zikir pikir yang paling
baik adalah membaca Al Qur’an (Yaasiin: 69) dan sebaiknya dibaca pada waktu malam (Al Muzzammil: 6)
c) Jalan ketiga.
Berpuasa (Al Baqarah: 183-185), yaitu puasa wajib dan puasa sunnah (puasa senin dan kamis, puasa tiga hari dalam setiap
bulan, puasa enam hari di bulan syawal, hari arafah, asyura serta sebelum dan setelahnya
d) Jalan Keempat.
Ma’rifatullah (Al Baqarah: 21).
h. Orang-Orang Yang Adil. (Al Maa’idah: 42)
i. Orang-Orang Yang Profesional
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang profesional.” (HR. Thabrani)
j. Orang-Orang Yang Sabar (Ali Imran: 146) dan Tawakal (Ali Imran: 159)

3. Mahabbah atau Kecintaan Manusia Terhadap Allah SWT
(‘Dan Mereka (Kaum itu) Mencintai-Nya.”)
Mahabbah (Al Baqarah: 165)

D. KARAKTER KETIGA DAN KEEMPAT: BERSIKAP LEMAH LEMBUT TERHADAP ORANG-ORANG MUKMIN
DAN BERSIKAP KERAS TERHADAP ORANG-ORANG KAFIR
1. Karakter Ketiga: Sikap Lemah Lembut terhadap Orang-Orang Mu’min Serta Fenomena-Fenomenanya
Sikap lemah lembut dan rendah hati terhadap orang-orang beriman merupakan dampak rahmat atau kasih sayang terhadap
mereka. (At Taubah: 128), (Asy Syu’araa: 215-216), (Al Hijr: 88)
2. Karakter Keempat: Sikap Keras Terhadap Orang-Orang Kafir dan Fenomena-Fenomenanya
Dunia Islam terbagi dua kawasan: kawasan perang (darul harb) dan daerah Islam (darul Islam).
a. Di wilayah Perang (At Taubah: 123), (Muhammad: 4), (at Taubah: 29), (Al Anfaal: 39)

E. KARAKTER YANG KELIMA: BERJIHAD DI JALAN ALLAH TANPA MERASA GENTAR DARI CELAAN
ORANG (“MEREKA BERJIHAD DI JALAN ALLAH TANPA MERASA TAKUT CELAAN ORANG YANG
MENCELA”)
Kaum komunis, kapitalis, Zionis, Freemansonry, misionaris, orang-orang salib, serta negara-negara besar dan kecil, semuanya
membidikkan anak panah kepada jundullah. Akan tetapi jundullah terus berlalu dalam jihad rabbaninya, tidak gentar dengan
celaan dan kecaman orang- orang yang mencela. ( Al Maa’idah: 54), (Al Ahzab: 23).
Jihad yang murni hanya dapat terwujud dengan ilmu dan amar ma’ruf nahi munkar. (Ali Imran: 110)
Lima jenis jihad yang diisyaratkan dalam Al Qur’an atau dalam sunnah (At Taubah: 122)

KESIMPULAN
1. Agar umat Islam mempelajari buku ini dengan pelajaran yang berkesinambungan dalam suatu kursus pelatihan dalam jangka
waktu tertentu. Ilmu, realisasi dan amal.
2. Setiap kelompok dari kalangan kaum muslimin mengadakan muktamar secara rutin dan disepakati program gerakan jihad
dalam jangka waktu. Gerakan jihad lisani, ta’limi, jihad dengan tangan, jihad politik dan jihad harta.
Kelima sifat jundullah ini akan memegang solusi problematika umat Islam secara keseluruhan. Di antaranya problema berdirinya
negara Yahudi di Palestina. Janji Allah tercantum di QS. Al Israa’: 4-8, dan ini menjadi bagian dari tugas yang harus dikerjakan oleh hizbullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar