Jumat, 07 Oktober 2011

Karena Ini Ramadhan Terakhirku

Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. Kita ucapkan
shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad, juga untuk
segenap keluarga dan sahabatnya, serta siapa saja yang menyerukan
dakwahnya hingga hari kiamat.

Wahai Ikhwan yang mulia, saya sampaikan salam penghormatan
Islam, salam penghormatan dari sisi Allah yang baik dan diberkati:

assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Pada hari ini, kita memasuki hari ke 3 Bulan Ramadhan 1431 H
Pada notes sebelum bulan Ramadhan, biasanya saya tulis
Berkisar di Tema Cinta dan Rumah Tangga,
Pada bulan yang Mulia ini kita melebarkan tema
Keberbagai sisi, dimana Islam membicarakannya…

Setiap Alloh SWT Memberikan kita kesempatan,
Kita Harus Benar-benar sadar
Membenakkan dalam hati dan jiwa
Bahwa kesempatan bertemu kembali tahun depan dengan Ramadhan
Perbandingannya hanya 10% dari 100% kesempatan yang ada
Karena kita tak pernah tahu, keberadaan umur ini sampai kapan
Kita tak pernah tahu nafas menemani jasad berapa lama…

Ramadhan adalah bulan perasaan dan ruhani, serta saat untuk
menghadapkan diri kepada Allah. Sejauh yang saya ingat, ketika bulan
Ramadhan menjelang, sebagian Salafush Shalih mengucapkan selamat
tinggal kepada sebagian lain sampai mereka berjumpa lagi dalam shalat
'Id. Yang mereka rasakan adalah ini bulan ibadah, bulan untuk melaksanakan
shiyam (puasa) dan qiyam (shalat malam) dan kami ingin
menyendiri hanya dengan Tuhan kami.

Jika selama setahun ini diantara kita jarang gunakan untuk mengadakan kajian-kajian
tentang Al-Qur'an, maka saya ingin agar waktu yang ada di bulan
Ramadhan ini kita gunakan untuk melaksanakan hasil dari kajian-kajian
Alquran tersebut. Apalagi, banyak di antara ikhwan yang melaksanakan shalat
tarawih dan memanjangkannya, sampai mengkhatamkan Al-Qur'an satu
kali di bulan Ramadhan. Ini merupakan cara mengkhatamkan yang
indah.

Jibril biasa membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an
dari Nabi saw. sekali dalam setahun. Nabi saw. mempunyai sifat dermawan,
dan sifat dermawan beliau ini paling menonjol terlihat pada bulan
Ramadhan ketika Jibril membacakan dan mendengarkan bacaan Al-
Qur'an beliau. Beliau lebih dermawan dan pemurah dibandingkan dengan
angin yang ditiupkan. Kebiasaan membacakan dan mendengarkan
bacaan Al-Qur'an ini terus berlangsung sampai pada tahun ketika
Rasulullah saw. diberi pilihan untuk menghadap kepada Ar-Rafiq Al-
A'la maka ketika itu Jibril membacakan dan
mendengarkan bacaan Al-Qur'an beliau dua kali. Ini merupakan isyarat
bagi Nabi saw. bahwa tahun ini merupakan tahun terakhir beliau hidup
di dunia.

Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an. Rasulullah
saw. pernah bersabda mengenainya,

"Puasa dan Al-Qur'an itu akan memberikan syafaat kepada hamba
di hari kiamat. Puasa akan berkata, "Ya Rabbi, aku telah menghalanginya
dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan
syafa 'at untuknya.' Sedangkan Al-Qur'an akan berkata, *Ya Rabbi, aku
telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankan
aku memberikan syafaat untuknya.' Maka Allah memperkenankan keduanya
memberikan syafaat." (HR. Imam Ahmad dan Ath-Thabrani)

Wahai Ikhwan, dalam diri saya terbetik satu pemikiran yang ingin
saya bicarakan. Karena kita berada di awal bulan Puasa, maka
hendaklah pembicaraan dan renungan kita berkaitan dengan tema bulan
Ramadhan.

Ikhwan sekalian, kita telah berbicara panjang lebar tentang sentuhan
perasaan cinta dan persaudaraan yang dengannya Allah telah menyatukan
hati kita, yang salah satu dampaknya yang paling terasa adalah
terwujudnya pertemuan ini karena Allah, walau kita tak bertemu secara Fisik, tapi fasilitas dunia Maya ini, yang kita buat untuk kebaikan, telah menyatukan ruh dan hati kita..Insya Alloh

Karena itu, Ikhwan sekalian, hendaklah Antum semua berusaha agar
hati Antum menyatu dengan Allah swt. pada malam-malam bulan mulia
ini. Sesungguhnya puasa adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah
swt. bagi diri-Nya sendiri.

"Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, la
adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya."

Ini, wahai Akhi, mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilaksanakan
oleh manusia mengandung manfaat lahiriah yang bisa dilihat,
dan di dalamnya terkandung semacam bagian untuk diri kita. Kadang kadang
jiwa seseorang terbiasa dengan shalat, sehingga ia ingin melaksanakan
banyak shalat sebagai bagian bagi dirinya. Kadang-kadang ia
terbia sa dengan dzikir, sehingga ia ingin banyak berdzikir kepada Allah

sebagai bagian bagi dirinya. Kadang-kadang ia terbiasa dengan menangis
karena takut kepada Allah, maka ia ingin banyak menangis karena Allah
sebagai bagian bagi dirinya. Adapun puasa, wahai Akhi, di dalamnya
tidak terkandung apa pun selain larangan. Ia harus melepaskan diri
dari bermacam keinginan terhadap apa yang menjadi bagian dirinya.

Bila kita terhalang untuk berjumpa satu sama lain, maka kita akan
banyak berbahagia karena bermunajat kepada Allah swt. dan berdiri
di hadapan-Nya, khususnya ketika melaksanakan shalat tarawih.

Ikhwan sekalian, hendaklah senantiasa ingat bahwa Antum semua
berpuasa karena melaksanakan perintah Allah swt. Maka berusahalah
sungguh-sungguh untuk beserta dengan Rabb kita dengan hati Antum
pada bulan mulia ini.

Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan keutamaan.
Ia mempunyai kedudukan yang agung di sisi Allah swt. Hal ini
telah dinyatakan dalam kitab-Nya,
"(Beberapa hari yang ditentukan ituialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan)Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)."
(Al-Baqarah: 185)

Wahai Akhi, pada akhir ayat ini Anda mendapati: "Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu."
(Al-Baqarah: 185) Puasa adalah kemanfaatan yang tidak mengandung
bahaya. Dengan penyempurnaan puasa ini, Allah swt. akan memberikan
hidayah kepada hamba-Nya. Jika Allah memberikan taufiq kepada
Antum untuk menyempurnakan ibadah puasa ini dalam rangka menaati
Allah, maka ia adalah hidayah dan hadiah yang patut disyukuri dan
selayaknya Allah dimahabesarkan atas karunia hidayah tersebut. "Dan
hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian,
supaya kalian bersyukur." (Al-Baqarah: 185)

Kemudian, lihadah wahai Akhi, dampak dari semua ini. "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah
dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia
berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah: 186)

Wahai Akhi, di sini Antum melihat bahwa Allah Yang Mahabenar
meletakkan ayat ini di tempat ini untuk menunjukkan bahwa Dia swt.
paling dekat kepada hamba-Nya adalah pada bulan mulia ini.

Allah swt. telah mengistimewakan bulan Ramadhan. Mengenai hal
itu terdapat beberapa ayat dan hadits. Nabi saw. bersabda,

“Jika Bulan Ramadhan datang, pintu-pintu Surga di buka, Pintu-pintu Neraka di Tutup, setan-setan di Belenggu,kemudian datang penyeru dari sisi Alloh SWT,Wahai Pencari Kejahatan, berhentilah..!!, dan Wahai Pencari Kebaikan Kemarilah…..”

Wahai Akhi, pintu-pintu surga dibuka, karena manusia berbondongbondong
melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga jumlah
pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu, karena manusia akan beralih
kepada kebaikan, sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa. Harihari
dan malam-malam Ramadhan, merupakan masa-masa kemuliaan
yang diberikan oleh Alloh swt., agar orang-orang yang berbuat baik
menambah kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat mencari
karunia Allah swt. sehingga Allah mengampuni mereka dan menjadikan
mereka hamba-hamba yang dicintai dan didekatkan kepada Allah.

Keutamaan dan keistimewaan paling besar bulan ini adalah bahwa
Allah swt. telah memilihnya menjadi waktu turunnya Al-Qur'an. Inilah
keistimewaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan. Karena itu, Allah
swt. mengistimewakan dengan menyebutkannya dalam kitab-Nya."
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang
di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an." (Al-Baqarah: 185)

Ada ikatan hakikat dan fisik antara turunnya Al-Qur'an dengan
bulan Ramadhan. Ikatan ini adalah selain bahwa Allah telah menurunkan
Al-Qur'an di bulan Ramadhan, maka di bulan ini pula Dia mewajibkan
puasa. Karena puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu dan
syahwat. Ini merupakan kemenangan hakikat spiritual atas hakikat
materi dalam diri manusia. Ini berarti, wahai Akhi, bahwa jiwa, ruh,
dan pemikiran manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari
tuntutan-tuntutan jasmani. Dalam kondisi seperti ini, ruh manusia berada
di puncak kejernihannya, karena ia tidak disibukkan oleh syahwat

dan hawa nafsu. Ketika itu ia dalam keadaan paling siap untuk
memahami dan menerima ilmu dari Allah swt. Karena itu, bagi Allah,
membaca Al-Qur'an merupakan ibadah paling utama pada bulan
Ramadhan yang mulia.

Pada kesempatan ini, Ikhwan sekalian, saya akan meringkaskan
untuk Antum semua pandangan-pandangan saya tentang kitab Allah swt.,
dalam kalimat-kalimat ringkas.

Wahai Ikhwan yang mulia, tujuan-tujuan asasi dalam kitab Allah
swt. dan prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan bagi petunjuk
Al-Qur'an ada tiga:

1. Perbaikan Aqidah

Antum mendapad bahwa Al-Qur'anul Karim banyak menjelaskan
masalah aqidah dan menarik perhatian kepada apa yang seharusnya
tertanam sungguh-sungguh di dalam jiwa seorang mukmin, agar ia bisa
mengambil manfaatnya di dunia dan di akhirat. Keyakinan bahwa Allah
swt. adalah Yang Maha Esa, Yang Mahakuasa, Yang menyandang seluruh
sifat kesempurnaan dan bersih dari seluruh kekurangan. Kemudian
keyakinan kepada hari akhir, agar setiap jiwa dihisab tentang apa saja
yang telah dikerjakan dan ditinggalkannya. Wahai Akhi, jika Antum
mengumpulkan ayat-ayat mengenai aqidah dalam Al-Qur'an, niscaya
Antum mendapati bahwa keseluruhannya mencapai lebih dari sepertiga
Al-Qur'an. Allah swt. berfirman dalam surat Al-Baqarah, "Hai manusia,
beribadahlah kepada Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan
orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah Yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian; karena
itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal
kalian mengetahui." (Al-Baqarah: 21-22)

Wahai Akhi, setiap kali membaca surat ini, Antum mendapati kandungannya
ini melintang di hadapan Anda. Allah swt. juga berfirman
dalam surat Al-Mukminun, "Katakanlah, 'Kepunyaan siapakah bumi
ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?' Mereka
akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kalian
tidak ingat?' Katakanlah, 'Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh
dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan
Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kalian tidak bertaqwa?'

Katakanlah, 'Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala
sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi
dari (adzab)-Nya, jika kalian mengetahui?' Mereka akan menjawab,
'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, '(Kalau demikian), maka dari jalan
manakah kalian ditipu?' Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran
kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang
berdusta." (Al-Mukminun: 84-90)

Allah swt. juga berfirman di surat yang sama, "Apabila sangkakala
ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada
hari itu dan tidak pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat
timbangan (kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang dapat
keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikannya),
maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka
kekal di dalam neraka Jahanam." (Al-Mukminun: 101-103)

Allah swt. juga berfirman, "Apabila bumi diguncangkan dengan
guncangan yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban
berat (yang dikandung)nya. Dan manusia bertanya, 'Mengapa bumi (jadi
begini)?' Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya
Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya.
Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-
macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan
mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dyarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan seberat dyarrab pun, niscaya dia akan melihat (balasan)
nya pula." (Ay-Zalya/ah: 1-8)

Allah swt. berfirman, "Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu?
Tahukah kalian apakah hari Kiamat itu?" (Al-Qari'ah: 1-3) Dalam surat
lain Allah berfirman, "Bermegah-megahan telah melalaikan kalian.
Sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kalian
akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu). Dan janganlah begitu,
kelak kalian akan mengetahui." (At-Takatsur: 1-4)

Wahai Akhi, ayat-ayat ini menjelaskan hari akhirat dengan penjelasan
gamblang yang bisa melunakkan hati yang keras.

2. Pengaturan Ibadah

Antum juga membaca firman Allah swt. mengenai ibadah. "Dan dirikanlah
shalat dan tunaikanlah zakat." (Al-Baqarah: 43) "...diwajibkan
atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kalian." (Al-Baqarah: 183) "...mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah." (Ali Imran: 97) "Maka aku katakan kepada
mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun.'" (Nuh: 10) Dan banyak lagi ayat-ayat lain mengenai
ibadah.

3. Pengaturan Akhlak

Mengenai pengaturan akhlak, wahai Akhi, Antum bisa membaca
firman Allah swt. "Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya.
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya."
(Asy-Sjams: 7-8) "...Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada
dalam diri mereka sendiri." (Ar-Ra'd:11) "Adakah orang yang mengetahui
bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu
benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal
saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang memenuhi
janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang
sabar karena mencari ridha Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara
sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan;
orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang
baik). (Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersamasama
dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya
dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat
mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan), 'Salamun 'alaikum
bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu),' maka
alang-kah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar-Ra'd: 19-24)

Wahai Akhi,
Antum mendapati bahwa akhlak-akhlak mulia bertebaran dalam kitab
Allah swt. dan bahwa ancaman bagi akhlak-akhlak tercela sangatlah
keras. "Dan orang-orang yang memutuskan apa-apa yang Allah
perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi,
orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat
kediaman yang buruk (Jahanam)." (Ar-Rad: 25)

Inilah peraturan-peraturan tersebut, Ikhwan sekalian, sebenarnya,
peraturan-peraturan itu lebih tinggi daripada yang dikenal oleh manusia,
karena di dalamnya terkandung semua yang dikehendaki manusia untuk
mengatur urusan masyarakat. Ketika mengupas sekelompok ayat, maka
Antum mendapati makna-makna ini jelas dan gamblang. "Seperempat
Juz Khamr" yang diawali dengan "Mere-ka bertanya kepadamu tentang
khamr dan judi" (Al-Baqarah: 219), mengandung lebih dari dua puluh
lima hukum praktis: tentang khamr, judi, anak-anak yatim, pernikahan
laki-laki dan wanita-wanita musyrik, haid, sumpah, talak, rujuk,
khuluk, nafkah, dan hukum-hukum lainnya yang banyak sekali Anda
dapatkan dalam seperempat juz saja. Hal ini karena surat Al-Baqarah
datang untuk mengatur masyarakat Islam di Madinah.

Ikhwan tercinta, hendaklah Antum semua menjalin hubungan dengan
kitab Allah. Bermunajadah kepada Tuhan dengan kitab Allah. Hendaklah
masing-masing dari kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang
telah saya sebutkan ini, karena itu akan memberikan manfaat yang
banyak kepada Antum, wahai Akhi. Insya Allah Antum akan mendapatkan
manfaat darinya.

Dengan memahami itu semua Wahai akhi…
Kita akan berupaya, seolah ini adalah Ramadhan Terakhir kita
Hingga hasilnya optimal
Hingga senyummu seindah pelangi
Insya Alloh

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Sayidina Muhammad
dan kepada segenap keluarga dan sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar