INILAH KORELASI ITU
Kita saat ini memang sedang menunggu Komando
untuk kembali menegakkan Khilafah
dan menjadikan Islam sebagai Ustadziatul Alam....
Konferensi di Colarado yang menargetkan tahun 2000 Indonesia, menjadi Basis Kaum Salibis di Asia Pasifik
Gagal Total
Tepat tahun 1990, sebelum cita-cita konferensi Colarado menemui
citanya, semua Basis Mesjid-mesjid Besar diseluruh Indonesia dipenuhi
oleh Pemuda-pemuda yang bershaf-shaf paling depan, dengan menjaga sholat
jamaahnya, dada mereka dipenuhi oleh cahaya keimanan yang gilang
gemilang.
Ini adalah buah dari 10 tahun sebelumnya, ketika dakwah Ikhwan, mulai menyapa nusantara.
Buku-buku Islam pergerakkan, mulai diterjemahkan, mulai dijalankan, mulai diaplikasikan.
Maka tak heran jika Tahun 2000 dan saat ini, Generasi Muda Islam yang
aktif di berbagai Harokah Dakwah Grafiknya Terus meningkat.
jika kita cermati, maka saat ini Gerakan Dakwah, berhasil menselaraskan
ruang geraknya sesuai dengan Sirah Nabawi.Berkolerasi itu kata kuncinya.
Metode Dakwah Harokah Islam telah selaras dengan Manhaj Haraki (metode
gerakan) dalam perjalanan kisah perjalanan hidup Rasulullah saw semenjak
diutus yang ditandai dengan turunnya wahyu pertama (Al-‘Alaq) hingga
wafatnya.
Kisah ini digambarkan menjadi sebuah langkah dan tahapan-tahapan gerakan Islam untuk menegakkan hukum Allah di muka bumi.
Tahapan-tahapan ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :
1. Sirriyatu Ad-Da’wah wa Sirriyatu At-Tandzim (Dakwah dan Struktur Tertutup).
2. Jahriyatu Ad-Da’wah wa Sirriyatu At-Tandzim (Dakwah Terbuka dan Struktur Tertutup).
3. Iqamatu Ad-Daulah (Mendirirkan Negara).
4. Ad-Daulatu wa Tastbitu Da’amiha (Pemantapan Sendi-sendi Negara).
5. Intisyaru Ad-Da’wati fil Ardhi (Menyebarkan Dakwah ke Seluruh Dunia).
MENGISI GELAS KOSONG
Kita harus kembali dan membuka khazanah pemikiran kita dengan nurani yang jujur dan bening.
Demokrasi walau ini merupakan sistem non Islam, tapi lebih baik dibanding Sistem Diktator dan Tirani.
Dakwah Bisa Tumbuh, berbuah, dan dinikmati hasil panenya.
Realitas yang mungkin saja terjadi kembali adalah bahwa da’wah ini
secara langsung atau tidak langsung akan dilindungi oleh pihak selain
oleh kita.
Keadaan pertama adalah ketika kepentingan jahiliah
yang satu memanfaatkan da’wah ini untuk meredam kepentingan jahiliah
yang lain.
Atau keadaan kedua, ketika berlakunya sistem
demokrasi secara benar pada suatu negara sehingga kaum muslimin dapat
bergerak melakukan da’wah dengan memanfaatkan undang-undang dan
prinsip-prinsipnya untuk melakukan tabligh secara bebas. Baik dengan
dengan keadaan yang pertama atau yang kedua, gerakan Islam dalam hal ini
tidak boleh merasa tenang dengan adanya perlindungan ini.
Tetapi ia harus bergerak dalam tiga kerangka berikut :
Pertama, memanfaatkan perlindungan tersebut secara optimal untuk melakukan tabligh dan penjelasan.
Kedua, senantiasa sadar, agar tidak memberikan imbalan atas
perlindungan tersebut dengan melepaskan aqidah atau menarik pemikiran
demi menyenangkan atau berbasa-basi kepada mereka yang telah memberikan
perlindungan tersebut.
Ketiga, diam tidak mencela dan mengecam mereka, selama mereka mendukung da’wah.
Bahkan, tidak aneh untuk memberikan pujian kepada sikap dan keberanian mereka, asalkan tidak sampai memuji aqidah mereka.
Demokrasi (sebagai system non Islam) adalah lebih baik bagi gerakan Islam, daripada sistem diktator atau tirani.
Ia adalah iklim yang cocok untuk menggelar da’wah dan menyebarkannya.
Ia, sekalipun merupakan system jahiliah, lebih bermanfaat bagi kaum
muslimin daripada system jahiliah yang lainnya.
Dari
celah-celahnya, kadang-kadang kita mendapatkan misalnya para anggota
parlemen yang mencegah dikeluarkannya undang-undang pelarangan gerakan
Islam, bahkan para wakil itu kadang-kadang mengeluarkan undang-undang
yang menjamin perlindungan gerakan Islam.
Kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh gerakan Islam dengan tetap menjaga batas-batasnya
inilah gelas kosong itu Demokrasi
maka kita lah yang mengisi gelas itu..
lagi-lagi kita belajar pada sirah
Hikmah Taghthiah siyasiah (cover politik) dalam jihad Islami yang
dilakukan oleh Raja Najasyi adalah ketika kemaslahatan politik menuntut
agar dia tetap menjaga kerahasiaannya sehingga pada saat yang kritis ia
dapat menggunakan tauriah (ungkapan bermakna ganda) dan penyembunyian.
Artinya diperbolehkan bagi orang-orang tertentu untuk tidak
menzhahirkan identitas mereka manakala dengan sikap tersebut membuat
perkembangan da’wah lebih baik daripada harus menzhahirkan ke-Islamannya
Inilah peranan akal dan nuranimu
agar ada ketaatan pada Barisan ini....
Maka pola-pola Pembelajaran dan Tradisi Ilmiah kita
harus diperkokoh...
Karena Dakwah bergerak dengan cepat..
agar engkau tak ketinggalan Pesawat di Bandara itu..
Beretorika, tanpa kepahaman ilmu, disinilah penegasan betapa banyaknya
orang-orang yang berguguran di jalan dakwah.atau menyebrang ke Barisan
lain karena sakit hati.
MELUKIS DUNIA ITULAH HASIL DAKWAHMU
Hasil dakwah ini, mungkin bukan kita yang menikmati, tapi generasi setelah kita
tapi engkau harus sadar, engkau telah menuliskan namamu, dalam bangunan
dakwah yang sambung menyambung dari zaman nabi saw hingga hari kiamat
kelak.
Melukis dunia dengan peranmu sebagai da'i...
dengan peranmu sebagai jundi...
dengan peranmu sebagai qiyadah....
semua satu warna meninggikan Kalimat Rabb kita
Wahai Akhi..!!
ketika kumenuliskan notes ini
ada salamku lewat rangkaian huruf ini
Tetaplah disini
dijalan dakwah yang beronak duri ini
Jangan berhenti teruslah gerak
Ketahuilah engkau memang buih ditengah lautan...
aku pun buih ditengah lautan
tapi ketika kita bersatu
buih-buih ini...
Percayalah....!
akan menjadi Ombak..!!
akan Menjadi Tsunami...!!
yang akan meluluhlantahkan Peradaban Kafir yang usang ini...!!
Allohu Akbar !!
)I(hamzah)I(
Kutulis bada shubuh hari ini
Jumat, 07 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar