Jumat, 07 Oktober 2011

Aku dan Kamu Melukis Dunia

INILAH KORELASI ITU

Kita saat ini memang sedang menunggu Komando
untuk kembali menegakkan Khilafah
dan menjadikan Islam sebagai Ustadziatul Alam....

Konferensi di Colarado yang menargetkan tahun 2000 Indonesia, menjadi Basis Kaum Salibis di Asia Pasifik
Gagal Total

Tepat tahun 1990, sebelum cita-cita konferensi Colarado menemui citanya, semua Basis Mesjid-mesjid Besar diseluruh Indonesia dipenuhi oleh Pemuda-pemuda yang bershaf-shaf paling depan, dengan menjaga sholat jamaahnya, dada mereka dipenuhi oleh cahaya keimanan yang gilang gemilang.

Ini adalah buah dari 10 tahun sebelumnya, ketika dakwah Ikhwan, mulai menyapa nusantara.

Buku-buku Islam pergerakkan, mulai diterjemahkan, mulai dijalankan, mulai diaplikasikan.

Maka tak heran jika Tahun 2000 dan saat ini, Generasi Muda Islam yang aktif di berbagai Harokah Dakwah Grafiknya Terus meningkat.

jika kita cermati, maka saat ini Gerakan Dakwah, berhasil menselaraskan ruang geraknya sesuai dengan Sirah Nabawi.Berkolerasi itu kata kuncinya.

Metode Dakwah Harokah Islam telah selaras dengan Manhaj Haraki (metode gerakan) dalam perjalanan kisah perjalanan hidup Rasulullah saw semenjak diutus yang ditandai dengan turunnya wahyu pertama (Al-‘Alaq) hingga wafatnya.

Kisah ini digambarkan menjadi sebuah langkah dan tahapan-tahapan gerakan Islam untuk menegakkan hukum Allah di muka bumi.

Tahapan-tahapan ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :

1. Sirriyatu Ad-Da’wah wa Sirriyatu At-Tandzim (Dakwah dan Struktur Tertutup).

2. Jahriyatu Ad-Da’wah wa Sirriyatu At-Tandzim (Dakwah Terbuka dan Struktur Tertutup).

3. Iqamatu Ad-Daulah (Mendirirkan Negara).

4. Ad-Daulatu wa Tastbitu Da’amiha (Pemantapan Sendi-sendi Negara).

5. Intisyaru Ad-Da’wati fil Ardhi (Menyebarkan Dakwah ke Seluruh Dunia).

MENGISI GELAS KOSONG

Kita harus kembali dan membuka khazanah pemikiran kita dengan nurani yang jujur dan bening.

Demokrasi walau ini merupakan sistem non Islam, tapi lebih baik dibanding Sistem Diktator dan Tirani.

Dakwah Bisa Tumbuh, berbuah, dan dinikmati hasil panenya.

Realitas yang mungkin saja terjadi kembali adalah bahwa da’wah ini secara langsung atau tidak langsung akan dilindungi oleh pihak selain oleh kita.

Keadaan pertama adalah ketika kepentingan jahiliah yang satu memanfaatkan da’wah ini untuk meredam kepentingan jahiliah yang lain.

Atau keadaan kedua, ketika berlakunya sistem demokrasi secara benar pada suatu negara sehingga kaum muslimin dapat bergerak melakukan da’wah dengan memanfaatkan undang-undang dan prinsip-prinsipnya untuk melakukan tabligh secara bebas. Baik dengan dengan keadaan yang pertama atau yang kedua, gerakan Islam dalam hal ini tidak boleh merasa tenang dengan adanya perlindungan ini.

Tetapi ia harus bergerak dalam tiga kerangka berikut :

Pertama, memanfaatkan perlindungan tersebut secara optimal untuk melakukan tabligh dan penjelasan.

Kedua, senantiasa sadar, agar tidak memberikan imbalan atas perlindungan tersebut dengan melepaskan aqidah atau menarik pemikiran demi menyenangkan atau berbasa-basi kepada mereka yang telah memberikan perlindungan tersebut.

Ketiga, diam tidak mencela dan mengecam mereka, selama mereka mendukung da’wah.

Bahkan, tidak aneh untuk memberikan pujian kepada sikap dan keberanian mereka, asalkan tidak sampai memuji aqidah mereka.

Demokrasi (sebagai system non Islam) adalah lebih baik bagi gerakan Islam, daripada sistem diktator atau tirani.

Ia adalah iklim yang cocok untuk menggelar da’wah dan menyebarkannya. Ia, sekalipun merupakan system jahiliah, lebih bermanfaat bagi kaum muslimin daripada system jahiliah yang lainnya.

Dari celah-celahnya, kadang-kadang kita mendapatkan misalnya para anggota parlemen yang mencegah dikeluarkannya undang-undang pelarangan gerakan Islam, bahkan para wakil itu kadang-kadang mengeluarkan undang-undang yang menjamin perlindungan gerakan Islam.

Kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh gerakan Islam dengan tetap menjaga batas-batasnya

inilah gelas kosong itu Demokrasi
maka kita lah yang mengisi gelas itu..

lagi-lagi kita belajar pada sirah
Hikmah Taghthiah siyasiah (cover politik) dalam jihad Islami yang dilakukan oleh Raja Najasyi adalah ketika kemaslahatan politik menuntut agar dia tetap menjaga kerahasiaannya sehingga pada saat yang kritis ia dapat menggunakan tauriah (ungkapan bermakna ganda) dan penyembunyian.

Artinya diperbolehkan bagi orang-orang tertentu untuk tidak menzhahirkan identitas mereka manakala dengan sikap tersebut membuat perkembangan da’wah lebih baik daripada harus menzhahirkan ke-Islamannya

Inilah peranan akal dan nuranimu
agar ada ketaatan pada Barisan ini....

Maka pola-pola Pembelajaran dan Tradisi Ilmiah kita
harus diperkokoh...

Karena Dakwah bergerak dengan cepat..
agar engkau tak ketinggalan Pesawat di Bandara itu..

Beretorika, tanpa kepahaman ilmu, disinilah penegasan betapa banyaknya orang-orang yang berguguran di jalan dakwah.atau menyebrang ke Barisan lain karena sakit hati.

MELUKIS DUNIA ITULAH HASIL DAKWAHMU

Hasil dakwah ini, mungkin bukan kita yang menikmati, tapi generasi setelah kita

tapi engkau harus sadar, engkau telah menuliskan namamu, dalam bangunan dakwah yang sambung menyambung dari zaman nabi saw hingga hari kiamat kelak.

Melukis dunia dengan peranmu sebagai da'i...
dengan peranmu sebagai jundi...
dengan peranmu sebagai qiyadah....
semua satu warna meninggikan Kalimat Rabb kita

Wahai Akhi..!!
ketika kumenuliskan notes ini
ada salamku lewat rangkaian huruf ini
Tetaplah disini
dijalan dakwah yang beronak duri ini

Jangan berhenti teruslah gerak
Ketahuilah engkau memang buih ditengah lautan...
aku pun buih ditengah lautan
tapi ketika kita bersatu
buih-buih ini...
Percayalah....!
akan menjadi Ombak..!!
akan Menjadi Tsunami...!!
yang akan meluluhlantahkan Peradaban Kafir yang usang ini...!!

Allohu Akbar !!

)I(hamzah)I(

Kutulis bada shubuh hari ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar