Jumat, 07 Oktober 2011

10 Lelaki Peminang Bidadari

..........................
......................................
Lelaki-lelaki ini telah menyelesaikan Sejarah Hidupnya
pada mereka kita bercermin...
pada mereka kita mengambil pelajaran.....

1.Hasan Al Banna

Keranda Jenazahnya, diangkat oleh dua saudara wanitanya, dan seorang lelaki tua yaitu Ayahnya
Karena rezim Thaghut, melarang semua orang mensholatkan Jenazahnya....
Inilah mengapa sejarah mencatat kisah kematian Lelaki Sholeh ini, dengan Tinta Emas.
Di Tembak, di biarkan terlantar di Rumah Sakit dengan darah mengucur deras, hingga syahid menjemput.

Pagi harinya hari Minggu tanggal 12 Desember 1949 sampailah berita kematian kepada orang tuanya Syaikh Ahmad Al Banna. Yang lebih menyedihkan rezimpun tidak mengizinkan ummat Islam untuk merawat jenazahnya dan berta’ziyah ke rumah shohibul musibah.

Untuk menunjukkan keangkuhan serta kedengkiannya terhadap Hasan Al-Banna mereka susun penjagaan militer secara ketat yang siap untuk bertempur dan tank-tank yang seakan-akan menghadapi sebuah pertempuran yang dahsyat.

Tidak seorangpun diizinkan membawa jenazahnya menuju makam kecuali orang tuanya beserta kedua saudari perempuannya.

bahkan Proses Pemakamannya pun, tak boleh ada seorang laki-laki pun yang mengengkat jasadnya, selain Ayahnya, maka kerabat wanitanya lah yang membantu mengangkat jenazah lelaki ini.

Tapi pada saat itu Langit Menyambut dengan Riang gembira
Ruh nya disambut penghuni langit, dan Alloh pun ridho, hingga estafet dakwahnya terus menyebar di penjuru Bumi.
Lelaki ini adalah Hasan Al Banna, rebutan para Bidadari..

2. Muhammad Toha

Jika ada aksi Bom Jihad Pertama, maka lelaki ini adalah Pelopornya.
Lelaki santun, bertutur kata halus dengan logat sunda priangan.

Lelaki ini bersama Laskar Hizbullah, berusaha kembali merebut Kota Bandung.

Usaha merebut kembali kota Bandung harus melalui benteng pertahanan Belanda di Dayeuhkolot. Tanggal 10 Juli 1946 sore hari dengan hanya 11 prajurit (dari pasukan BRI dan Hizbullah) mulai dilancarkan aksi penyerangan ke pertahanan Belanda tersebut, dengan sasaran utama sebuah gedung mesiu.

Tengah malam terjadi kecelakaan di dekat gudang mesiu tersebut. Pasukan terperangkap ranjau hingga menyebabkan semuanya luka-luka dan gugurnya Mohamad Ramdan.

Mohamad Toha yang juga ikut terluka tetap meneruskan operasi dan kesembilan lainnya kembali ke pengungsian di Ciparay. Sendirian Mohamad Toha memasuki gudang mesiu di Dayeuhkolot tersebut.

Komandan Rivai yang mendengar laporan bahwa Mohamad Toha tetap bertahan di sekitar gudang mesiu, meski dalam keadaan terluka, memerintahkan agar Komandan Seksi S. Abbas mengadakan serangan pengacauan ke kubu Belanda dari jurusan lain, untuk mengalihkan perhatian musuh dan melapangkan jalan bagi Toha untuk menghancurkan gudang mesiu.

Tanggal 11 Juli 1946, sekitar pukul 12.30, terdengar ledakan dahsyat yang mengejutkan seluruh warga kota, bahkan terdengar hingga 100 km dari pusat ledakan. Anggota pasukan yang kembali ke markas pun menundukkan kepala tanda hormat atas kepahlawanan Mohamad Toha

Pada Hari itu Juga, Langit Memeluk Ruh lelaki sholeh ini dengan suka cita, dan bidadari pun tak sabar menunggu hari semua di bangkitkan.

Menjadi Pendamping Lelaki Sholeh ini adalah idaman Bidadari Surga....

3. Sayyid Quthb

Jika ada Ideolog Ikhwanul Muslimin, maka lelaki ini adalah orangnya.
dulu sebelum bergabung, tulisan-tulisan lelaki ini banyak menyita perhatian publik.
Maka berkatalah Hasan Al Banna, bahwa kelak lelaki ini akan bergabung dengan barisan jamaah ini

Hingga Peristiwa Syahidnya Hasan Al Banna, menggerakkan jiwa lelaki ini untuk bergabung, walau diantara mereka berdua belum pernah bertemu.

Pena adalah pedangnya
lewat penalah dia bicara, hingga Rezim Thaghut murka
Berkali-kali masuk penjara, karena tulisan-tulisannya
puncaknya ketika buku Ma’alim Fi At-Thariq (Petunjuk Jalan), terbit. maka Tiang Gantungan lah tempat dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Sesaat sebelum nafasnya lepas dari jasad
ketika Algojo yang akan menggantungnya memerintahkannya untuk mengucapkan kalimat syahadat.
Tapi jawab lelaki ini menggetarkan nurani
"Aku berdiri disini, di tiang gantungan ini, justru karena meninggikan kalimat Syahadat"

Maka lepaslah Ruh itu yang disambut keridhoan RabbNya,.

Sayyid Quthb syahid di gantung Gamal Abdel Nasser, kawan satu halaqohnya dulu, yang menjadi penghianat dakwah.

4. Abdullah Azzam

24 Nopember 1989, semua orang yang berada disekitar jasad lelaki ini bersaksi, bahwa mereka mencium bauh yang teramat harum dari jasad lelaki mulia ini.

24 November 1989 pukul 12.30 siang.Musuh-musuh Allah meletakkan tiga bom di jalan yang sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan tersebut adalah jalan yang biasa dilalui oleh Sheikh Abdullah Azzam untuk menunaikan shalat Jum’at.

Pada hari Jum’at itu, Sheikh Azzam bersama dengan dua anaknya, Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang anak Syuhada Sheikh Tamim Adnani (salah seorang Pahlawan Jihad Afghanistan lainnya), melalui jalan tersebut.

Mobil pun berhenti di mana bom yang pertama berada, dan Sheikh Azzam turun untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti segera memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut.

Bunyi ledakan dahsyat mengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota.

Orang-orang berhamburan keluar dari Masjid, dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari kendaraan yang hancur lebur.

Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim, terlempar ke udara sejauh 100 meter, demikian pula dengan kedua anak lainnya, beterbangan pada jarak yang hampir sama. Potongan-potongan tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan kawat-kawat listrik.

Sementara tubuh Syahid Sheikh Abdullah Azzam tersandar di dinding, tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat mengalir dari mulut Beliau.

Maka ketika banyak orang menyampaikan pernyataan bela sungkawa kepada Istri beliau.
maka jawaban istri beliau membuatku menangis, sungguh membuatku menangis.....

"Jika ingin menyampaikan Bela sungkawa bukan disini tempatnya, tapi jika ingin menyampaikan ucapan selamat berbahagia, aku terima dengan senang hati..
sesungguhnya suamiku saat ini, sedang bersenang-senang dengan BIDADARI SURGA..."

5. Muhammad Natsir

Beliaulah yang menyelamatkan ruh kebangkitan itu, didada para pemuda negeri ini.

Ketika Rezim Orde Baru menghalangi gerak langkah dakwahnya.

Maka beliau mengirimkan putra-putra terbaik negeri ini
ke luar negeri, menimbah dari mata airnya ilmu

dan menterjemahkan semua buku-buku Islam Pergerakkan.

darinya lah dakwah, bersemi di berbagai kampus di Indonesia.
walau menghembuskan nafas bukan di medan tempur, tapi kematiaannya adalah dalam keadaan terbaik
ketika semua tugas sejarah telah diselesaikannya
maka Alloh pun Ridho menutup kisah Lelaki Sholeh ini.

6. Yahya Ayyasy

Yahya Ayyash, ia telah hafal al-Quran sejak usia 6 tahun. Menakjubkan. Orang ini tak banyak bicara. Lebih banyak diam.

Namun memiliki embrio kecerdasan tingkat tinggi. Kepalanya siap menerima frekuensi ilmu berapapun.

Dialah lelaki yang dijuluki seribu wajah. Karna lelaki ini bisa menyamar menjadi apapun, bisa menyelinap batasan apapun lalu menitipkan sebuah bom dan dalam hitungan detik akan merenggut nyawa musuh-musuh Alloh.

tanggal 5 Januari 1996 M, jatuh pada hari Jum’at. Hari itu memang beda dengan hari Jum’at lainnya, ketika televisi Zionis di seantero Israel mengumumkan Yahya Ayyasy sudah terbunuh ditangan tentara Israel dalam sebuah operasi penangkapan atas dirinya. Seluruh tanah Palestina seakan bergetar, terlebih ketika berita itu menyebar ke setiap telinga para pecinta jihad.

Getaran syahidnya Sang Muhandis telah membuat seluruh rakyat Palestina bersimpuh lumpuh dan diselimuti rasa sedih yang tiada tara. Antara perasaan ragu dan tidak percaya, berkecamuk menjadi satu tanpa bisa dihalau. Kesedihan itupun menjadi kenyataan, ketika akhirnya Hamas – tempat Yahya Ayyasy bernaung – mengungumkan secara resmi kesyahidan Sang Mujahid, Muhandis Yahya Abdul Lathif Syati Ayyasy pergi untuk selamanya, menyusul meramaikan barisan syhada’ Palestina.

Setelah malang melintang di jalan jihad, akhirnya Yahya Ayyasy mendapatkan apa yang ia cita-citakan, syahadah (mati syahid). Nampaknya telah tiba saatnya bagi Sang Mujahid menghadap Rabbnya.

Pada Jum’at pagi tanggal 5 Januari 1996, tangan-tangan kotor Zionis Israel merenggut nyawa sang mujahid. Setelah mereka menggunakan berbagai cara dan strategi tingkat tinggi, serta menggunakan teknologi canggih yang belum pernah digunakan oleh intelijen negara manapun. Yahya Ayyasy akhirnya gugur syahid setelah telepon genggam, milik salah satu temannya, yang ia gunakan ternyata sudah dipasang peledak oleh intelijen Israel, yang bekerja sama dengan aparat keamanan Otoritas Palestina.

Seluruh isi Palestina menangis, deraian air membanjiri jalan-jalan Jalur Gaza. Seluruh seluruh penduduk Gaza, Nablus, Tulkarm dan Hebron bingung dibuatnya. Jum’at malam kelabu pun berlalu dengan sangat berat untuk dilewati oleh gunung-gunung, bukit-bukit dan seluruh manusia yang cinta akan jihad dan perjuangan. Dan ketika ombak-ombak berhenti berdesir menunggu kedatangan Sang Mujahid, tiba-tiba segerombolan orang berlomba berlari menuju rumah Sang Muhandis dibesarkan. Mereka memeluk penuh rindu, seraya bersumpah akan melakukan aksi balasan atas kebiadaban yang dipentaskan tentara Zionis Israel.

Mereka begitu yakin dengan do’a ibunda Sang Muhandis, yang selalu mengatakan dalam dukanya, Rabbi wa Qolbi Rodhiina ‘Alaik: hatiku dan Tuhanku, telah rela melepaskan kepergianmua.“

Sekiranya mereka boleh meminta dan mendapat kesempatan, pastilah setiap orang yang berta’ziah pada waktu itu ingin sekali menjadi orang yang menguburkan jenazah Sang Mujahid. Atau minimal mendapat kesempatan untuk menyaksikan wajah Sang Mujahid.

Atau sekedar meraba telapak tangannya supaya bisa belajar bagaimana cara memukul musuh yang baik, serta bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan ini.
Saat itu, setiap orang mendadak menjadi jelmaan Yahya Ayyasy, dan Yahya Ayyasy sudah menjelma dalam jasad setiap orang yang datang melayatnya. Keagungan syahadahnya (mati syahid) telah membuat rakyat Palestina tidak rela hanya menjadikannya sebagai warga kampung Rafat saja, atau hanya menjadi “anak” Hamas semata. Karena kehidupan dan seluruh aktifitasnya, ia korbankan untuk seluruh tanah dan bangsa Palestina.

Maka kesyahidannya pun harus menjadi milik seluruh rakyat Palestina. Dengan kesyahidan Sang Muhandis, rakyat Palestina diberi secercah cahaya harapan dan cita. Ia bagaikan halilintar yang ketika berhenti menggelegar, bukanlah pertanda berakhirnya hujan namun sebaliknya, hujan lebat nan deras baru dimulai.

Begitulah Yahya Ayyasy, kesyahidan bukanlah akhir perjuangannya. Namun sebaliknya, kehidupan jihad di Palestina telah lahir kembali dengan semangat dan ruh baru.

Kembali langit menyambut ruh suci ini...

7. Dzokhar Dudayev

“Para ibu akan merasa merugi jika tidak mengeluarkan anak seperti Dzokhar Dudayev dari rahimnya...

Beliau adalah Pemimpin Kemerdekaan dan Presiden Checnya Pertama, Yang syahid dibunuh Penjajah Rusia.

Nafas-nafas perjuangannya terus bergerak hingga saat ini, hingga Chencnya benar-benar merdeka

satu lagi, lelaki sholeh disambut langit dengan Cerianya

8. Buya Hamka

Puisi Hamka Kepada Muhammad Natsir

KEPADA SAUDARAKU M. NATSIR

Meskipun bersilang keris di leher
Berkilat pedang di hadapan matamu
Namun yang benar kau sebut juga benar
Cita Muhammad biarlah lahir
Bongkar apinya sampai bertemu
Hidangkan di atas persada nusa
Jibril berdiri sebelah kananmu
Mikail berdiri sebelah kiri
Lindungan Ilahi memberimu tenaga
Suka dan duka kita hadapi

Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu
Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi
Ini berjuta kawan sepaham
Hidup dan mati bersama-sama
Untuk menuntut Ridha Ilahi

Dan aku pun masukkan
Dalam daftarmu……!

Inilah goresan pena, dua teman seperjuangan
Buya Hamka adalah Sosok Ulama yang hilang di negeri ini

Kematiannya ditangisi Jutaan Umat Islam, tak hanya di Indonesia, tapi juga negara tentangga

Buya Hamka adalah tempat kita berkaca
Benar itu benar
salah itu salah

Kematiannya disambut langit dengan riang gembira

9. Sayyid Sabiq

Fiqh Sunnah adalah karya Monumentalnya

Syaikh Sayyid mengambil metode yang membuang jauh-jauh fanatisme madzhab tetapi tidak menjelek-jelekkannya. Ia berpegang kepada dalil-dalil dari Kitabullah, as-Sunnah dan Ijma’, mempermudah gaya bahasa tulisannya untuk pembaca, menghindari istilah-istilah yang runyam, tidak memperlebar dalam mengemukakan ta’lil (alasan-alasan hukum), lebih cenderung untuk memudahkan dan mempraktiskannya demi kepentingan umat agar mereka cinta agama dan menerimanya. Beliau juga antusias untuk menjelaskan hikmah dari pembebanan syari’at (taklif) dengan meneladani al-Qur’an dalam memberikan alasan hukum.

Juz pertama dari kitab beliau yang terkenal “Fiqih Sunnah” diterbitkan pada tahun 40-an di abad 20. Ia merupakan sebuah risalah dalam ukuran kecil dan hanya memuat fiqih thaharah. Pada mukaddimahnya diberi sambutan oleh Syaikh Imam Hasan al-Banna yang memuji manhaj (metode) Sayyid Sabiq dalam penulisan, cara penyajian yang bagus dan upayanya agar orang mencintai bukunya.

Setelah itu, Sayyid Sabiq terus menulis dan dalam waktu tertentu mengeluarkan juz yang sama ukurannya dengan yang pertama sebagai kelanjutan dari buku sebelumnya hingga akhirnya berhasil diterbitkan 14 juz. Kemudian dijilid menjadi 3 juz besar. Belaiu terus mengarang bukunya itu hingga mencapai selama 20 tahun seperti yang dituturkan salah seorang muridnya, Syaikh Yusuf al-Qardhawi

Banyak ulama yang memuji buku karangan beliau ini yang dinilai telah memenuhi hajat perpustakaan Islam akan fiqih sunnah yang dikaitkan dengan madzhab fiqih. Karena itu, mayoritas kalangan intelektual yang belum memiliki komitmen pada madzhab tertentu atau fanatik terhadapnya begitu antusias untuk membacanya. Jadilah bukunya tersebut sebagai sumber yang memudahkan mereka untuk merujuknya setiap mengalami kebuntuan dalam beberapa permasalahan fiqih.

Kematiaanya adalah kehilangan besar bagi umat
tapi langit tetap mempunyai caranya sendiri menyambut dengan gembira
Lelaki sholeh ini....

10. SUTOMO

Kita Mengenalnya dengan nama BUNG TOMO

Pekikkan Takbir Pada Jihad 10 November 1945 di Surabaya, menggentarkan dunia

Satu Jenderal sekutupun tewas pada perang ini.

Lelaki inilah yang memompakan semangat kedada pejuang Kemerdekaan dengan Kalimat Takbir
dan Keutamaan Syahid...

Maka ketika langit Mekkah Memeluk ruhnya
walau ada duka di bumi
tapi langit ceria menyambut lelaki sholeh ini....

)I(hamzah)I(

Kutulis pagi ini dengan mata berkaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar