Sabtu, 08 Oktober 2011

Duhai Penentram Jiwaku

..........................
.....................................
Biarlah sejarah yang bercerita
biarlah anak cucu kita yang melukiskan
sebuah lembar
dalam penggalan hidup kita

dimana ketika akad telah di deklarasikan
aku memandangmu dalam jarak pandang yang begitu dekat
saling bertukar senyum
meremas lembut jemari lentikmu

membisikkan doa di ubun-ubunmu

engkaulah pelepas dahagaku
penyejuk mataku

7 tahun engkau menemani diriku
7 ramadhan engkau membersamaiku...

engkau menyadari
berlayar bersamaku
kan kau temui
jenuh
letih
tapi engkau selalu tersenyum

dalam bahtera rumah tangga ini
telah kita sapa ombaknya, telah kita singgahi karangnya
aku dan kau saling menjalin jemari, berdua tanpa kata
sesekali tatapan beradu, tapi hanya kedua hati yang bernyanyi

telah kita hadapi badai dan topannya, berpelukan
dalam terang maupun gelapnya, yang ada tetaplah cinta

dan hari ini bertambah angka usia kita
telah kau ajari aku betapa indahnya menjadi lelaki
sebab lukaku selalu Allah sembuhkan dengan air matamu
sebab bahagiaku selalu disempurnakan dengan tawamu
karena gelisahku senantiasa tenggelam bersama senyummu....

karena kesediaanmu mendampingiku tanpa syarat, tanpa jemu

Cinta
kelak ku akan menjadi saksi
ketika semua mahluk bersaksi
bahwa dirimu.....
benar-benar Istri yang menjadi penentram jiwaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar