Jumat, 11 November 2011

Sebait Puisi Cinta

...Walau tak indah di matamu,

itulah caraku menyayangimu, 

hingga kelak kau akan tahu,

betapa besar cinta di hatiku...

Sabtu, 29 Oktober 2011

Sebuah Pesan

 

Ya Allah…
Katakan padaku, dermaga untukku berlabuh…???
Agar ku segera menghela nafas kehidupan yang baru.

Dermaga adalah dermaga,
Tempat mengikat bahtera cinta
Setelah ribuan hari arungi lautan
Tuk mencari sebuah pesan

Sampai kapan ku harus arungi waktu,..
Ku lelah Menunggu suatu yang tak pasti walau hanya Satu,..

Lelah itu bukan karena waktu
Tapi hasrat yang menggebu
Mencari pesan di tengah lautan
Padahal dia tersembunyi di dalam hutan

Ya Allah …
Beri aku penerang jalan-Mu
Agar tak tersesat saat ku melaju,..
Kuatkan awak kapalku,
Saat badai menghalangi jalanku

Carilah Tuhan di lubuk hati
Dia menjaga saat kau terjaga
Lalu nurani menjadi mengerti
Bahwa pesan cinta adalah bahagia

Ya Allah …
Tetaplah disisiku,
Jangan Engkau menjauh dariku…
Karna ku mati tanpa hadir-Mu

Maka rupa menjadi sempurna
Karena hati terang bercahaya
Lalu Dia menunjuki jalan
Dan menjagamu dalam genggaman

[Teruntuk Istriku Tercinta] Cintai aku karena...

Jika kau mencintaiku karena sifatku yang ceria... Menjadi semangat yang menyala di dalam hati mu.
Kemudian aku bertanya... Bila keceriaan itu kelam dirundung duka... Seberapa muram cintamu kan ada?
*
Jika kau mencintaiku karena ketampananku... Menyejukkan setiap mata yang memandangnya...
Kemudian aku bertanya... Saat ketampanan itu memudar ditempuh usia... Seberapa pudarkah kelak cintamu padaku?
*
Jika kau mencintaiku karena ramah hatiku... Memberi kehangatan dalam setiap sapaanmu...
Kemudian aku bertanya.. Kiranya keramahan itu tertutup kabut prasangka...
Seberapa mampu cintamu memendam praduga?
*
Jika kau mencintaiku karena cerdasnya diriku... Membuatmu yakin pada putusanku...
Kemudian aku bertanya... Ketika kecerdasan itu berangsur hilang menua...
Seberapa bijak cintamu tuk tetap mengharapku?
*
Jika kau mencintaiku karena kemandirian yang ku miliki... Menyematkan rasa bangga mu yang mengenalku...
Kemudian aku bertanya... Jika di tengah itu rasa manjaku tiba menyeruak...
Seberapa tangguh cintamu tuk tetap bersamaku?
*
Jika kau mencintaiku karena tegarnya sikapku... Menambatkan rasa kagum pada kokohnya pertahananmu...
Kemudian aku bertanya... Andai ketegaran itu rapuh diterpa badai...
Seberapa kuat cintamu bertahan?
*
Jika kau mencintaiku karena pengertian yang ku berikan... Menumbuhkan ketenangan karena kepercayaan yang ku tanam
Kemudian aku bertanya... Kelak pengertian itu tertelan oleh ego sesaat...
Seberapa kau mampu mengerti cinta ini?
*
Jika kau mencintaiku karena luasnya danau kesabaranku... Menambah dalamnya rasa cinta semakin kau mengenalku... Kemudian aku bertanya... Mungkin kesabaran itu mencapai batas membendung kesalahanku...
Seberapa besar cinta mampu memaafkan?
*
Jika kau mencintaiku karena keteguhan imanku... Bagai siradj yang benderang mengantarkan cahaya... Kemudian aku bertanya... Kala iman itu jatuh menurun...
Seberapa berkurang akhirnya cintamu padaku?
*
Jika kau mencintaiku karena... Ku yang tlah kau pilih sebagai cinta yang kan kau pegang sepanjang hayat...
Kemudian aku bertanya... Pun hati ini tergoncang...
Seberapa mantap cinta ini tuk tetap setia?
*
Andai sejuta alasan tak cukup... Untuk membuat cinta ini tetap bersama diriku...
Maka biar kupinta satu alasan tuk menjaga cinta ini...
Aku ingin kau cintai karena Allah... Karena Dia kan selalu ada tuk menjaga...
Maka cintaku kan tetap utuh dan setia...
Hingga kelak, ku tak mampu lagi mencintaimu...
Karena cintaku berpulang pada-Nya...

Kamis, 27 Oktober 2011

Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa? [ Jokes ]



>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya pemburu hantu, Om.

>Trus?

| Saya akan membasmi masa lalu yg menghantui anak Om..

=====================================
>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya pemulung, Om.

>Trus?

| Saya bisa memunguti remah2 hati anak Om yg tercecer.

>Woogh!
=============================


>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya tukang cat, Om. Saya tentu bisa bikin hidup anak Om lebih berwarna.

>Lambemu.

=====================================

>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya orang gak punya, Om. Yang saya miliki cuma cinta.


=====================================


>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya anak ahensi, Om. Gak bakal repot nge-buzz undangan nikah saya dg anak Om.

>Dengkulmu


=====================================

>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya guru olah vokal. Om. Saya fasih dan jelas sekali mengucapkan kalimat akad nikah.

=====================================
>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya sutradara, Om. Saya pastikan drama rumah tangga saya dengan anak Om bakal happy ending.

=====================================

>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya tukang jahit, Om. Saya bisa menjahit & menyatukan hati anak Om dg punya saya.

>Ndasmu.

=====================================

>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya hacker, Om.. Hanya saya yg mampu menjebol canggihnya sistem pertahanan di hati anak Om.


=====================================
>Ber4ni nGeL4m4R aNak saYaH, K4moh c4P4h?

| Buset, Om. Saya gak alay, Om!!!


=====================================



>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya stuntman, Om. Saya bersedia melakukan adegan berbahaya bersama anak Om.

>MAKSUD LO APA?

=====================================

>Berani ngelamar anak saya, kerjaan kamu apa?

| Saya kaskuser aktif, Gan— eh eh, maaf Om!!!

=====================================

>Emang kerjaan kamu apaan berani ngelamar anak saya ?

| Petugas BPOM pak. Pengen bikin biar anak bapak ada tulisan 'halal' nya buat saya. :')



>emang kerjaan kamu apa, berani2 lamar anak saya?

| kuli bangunan pak, saya bisa membangun pondasi yg kuat untuk hubungan kami.











Selasa, 11 Oktober 2011

Alhamdulillah

 
Syukur, inilah satu jenis perasaan yang jarang bermukim permanen di hati kita. Bahkan, kerap kita lupa dan alpa. Istilah saya, kadarkum. Kadang sadar, kadang kumat. Nah, sidang pembaca sekalian, mulai sekarang, ketahuilah bahwa sebenarnya Anda adalah orang yang sangat beruntung, baik dalam bisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dan itu amat layak untuk Anda syukuri. Hm, tidak percaya? Silakan simak alinea berikutnya.

Jika Anda mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup badan, atap di atas kepala, dan tempat untuk tidur, maka Anda lebih kaya daripada 75 persen penduduk dunia! Jika Anda mempunyai tabungan di bank dan uang receh di dompet, maka Anda lebih kaya daripada 92 persen penduduk dunia!

Jika Anda tidak pernah mengalami kesengsaraan karena perang, penjara, penyiksaan, atau kelaparan, maka Anda lebih beruntung daripada 700 juta orang di dunia! Jika Anda dapat menghadiri tempat ibadah atau pertemuan religius tanpa rasa takut akan penyerangan, penangkapan, atau kematian, maka Anda lebih beruntung daripada 3 milyar orang di dunia! Dan jika Anda dapat membaca tulisan saya, maka Anda lebih beruntung daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang tidak dapat membaca sama sekali!

Terus, syukur dan sukses, adakah kaitannya? Ah, jangan ditanya. Erat sekali kaitannya. Anda sudah baca buku kecil berpengaruh besar The Secret? Dipaparkan di sana, syukur adalah anak tangga mutlak untuk memastikan kesuksesan. Wejangan si pengarang, "Bayangkanlah hal-hal yang Anda dambakan dengan penuh rasa syukur, seakan-akan Anda sudah menerimanya. Dengan demikian, Anda akan menerimanya segera!" Inilah hasil kerja dari hukum tarik-menarik yang universal.

Baca pula buku fenomenal dan kontroversial The Hidden Messages in Water. Di buku yang direkomendasikan oleh pakar pengembangan diri kelas dunia Anthony Robbins dan John Gray ini dituliskan bahwa air seolah-olah dapat mengerti bahasa manusia. Lebih jauh lagi, kristal air akan memperagakan bentuknya yang paling apik dan menarik apabila diperdengarkan kata ‘syukur' dan ‘cinta' -dalam bahasa apapun!

Itu semua, apa artinya sih? Pahamilah, alam semesta berasal dari air. Semua kehidupan juga bermula dari air. Dan yang terpenting, 70 persen tubuh manusia terdiri dari air. Jadi, setiap kali Anda menyebut kata ‘syukur' atau menyimpan rasa syukur, pada waktu yang sama Anda membekali diri Anda dengan energi-energi positif yang sangat Anda butuhkan untuk menggapai sukses. Tambahan lagi, kata ‘syukur' dan rasa syukur memendam setumpuk manfaat yang lain, di antaranya menyejukkan hati dan memungkinkan Anda menuai hikmah dari berbagai kejadian.

Tidak mengherankan semua agama menganjurkan dan mengajarkan kita untuk menghafalkan dan melafalkan kata ‘alhamdulillah', ‘puji Tuhan' atau yang sejenis sebanyak-banyaknya -bahkan sampai ribuan kali sehari. Ternyata, ini bukan semata-mata soal kalkulasi pahala. Jauh-jauh hari Yang Maha Kuasa telah merancang ini sebagai modal untuk sukses.

Apalagi Ia telah berkomitmen di kitab-Nya, "Sesungguhnya jika engkau bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepada engkau." Dan tentunya kita yakin bahwa Ia akan menepati janjinya. Akhirnya, janganlah kita cuma pandai meminta. Lengkapi pula dengan bersyukur.

oleh Ippho Santosa;
Ippho Santosa adalah mantan marketer di dalam dan luar negeri, produser Andalus, penulis bestseller 10 Jurus Terlarang. Buku-bukunya (salah satunya ditulis bersama Tantowi Yahya) direkomendasikan oleh pakar-pakar bisnis dari Amerika, Singapura, dan Malaysia.

Sabtu, 08 Oktober 2011

Melanjutkan Lukisan Indonesia Kita

Hari ini kita hadir,
Melanjutkan tongkat estafet
Semenjak kita merdeka,
Bahkan semenjak dakwah ini hadir, membentuk komunitas muslim pertama kali di nusantara
Lalu membesar, menjadi terbesar di dunia
Saat ini

Para ulama negeri ini
Para pahlawan negeri ini
Telah menyelesaikan tugasnya
Menyelesaikan sejarahnya…

Melukis di atas kertas sejarah
Menjadi lukisan
Lukisan yang di citakan akan berakhir indah
Indonesia, dimana, aturan langit menjadi
Pokok kehidupan di ruang Indonesia kita

Sudah benar ketika Sarekat Islam
Membangunkan kesadaran akan persatuan
Akan pentingnya kemerdekaan

Sudah benar ketika Muhammadiyah, ketika Nahdlatul Ulama, ketika Persis, ketika Al Irsyad
Hadir di permukaan
Membina umat, mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam pribadi masyarkat kita…

Sudah benar ketika Daarul Islam
Bahu membahu dengan rakyat, berjihad
Menjaga dan mempertahankan Jawa Barat, ketika semua pasukan negeri ini, mundur ke Jogjakarta…
Ketika pasukan sekutu membabi buta
Mereka hadir dengan Mulianya…

Sudah benar ketika Masyumi hadir
Sebagai kekuatan Politik pertama Umat islam
Dalam pentas Nasional Pasca Indonesia merdeka
Ketika Muhammad Natsir
Melukiskan namanya dalam sejarah
Dengan Mosi Integralnya
Menyelamatkan Indonesia

Sudah benar ketika
Himpunan Mahasiswa Islam
Menjaga di simpang sejarah
Yang hampir saja membuat kita tinggal kenangan
Bersama TNI
Bersama rakyat
Menjaga NKRI

Sudah benar ketika
Partai Persatuan Pembangunan hadir
Ketika dominasi kekuatan otoriter
Berlindung dalam kedok demokrasi
PPP hadir sebagai wahana, untuk tetap adanya
Suara Umat Islam di Pentas Politik

Sudah benar ketika
Mahasiswa, wartawan, akedemisi, dan seluruh anak bangsa lainnya
Mengelorakan Reformasi
Untuk member i nafas baru bagi Indonesia Kita…

Sudah benar ketika Harokah-harokah Islam
Muncul dengan keragamannya
Mengkayakan wacana khazanah keislaman kita
Harokah-harokah ini
Semuanya bergerak menuju cita yang sama
Dengan metode, formula kebangkitan yang berbeda
Satu sama lain
Justru itu membuat kita semakin kokoh
Semakin belajar memahami
Bahwa ukhuwah merentas kuat
Ketika perbedaan di pahami
Dalam kerangka mencari ridhoNya…..

Sahabat inilah lukisan Indonesia
Yang ada di depan mata kita

Berilah warna cerah dengan amal jihad mu
Berilah warna cinta dengan ilmu
Berilah warna emas dengan hatimu dengan keikhlasanmu…

Maha benar Alloh dengan segala FirmanNya
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa,” (QS. Al Hajj : 40)

Sahabat izinkan saya
Hamzah AlMubarok
Sekedar berkata dalam tulisan ini
Indonesia
Rakyat ini
Dan Agama Islam ini
Menunggu lukisan kita
Menunggu buah kerja kita
Sekecil apapun.

karena engkaulah yang ter CANTIK dimataku

salah satu kebarokahan Pernikahan adalah
merasakan sejuta rasa tentang Cinta
dan itu tak bisa di bayangkan orang-orang yang belum menikah

disinilah perkataan Nabi saw
menemukan pembenarannya
sebaik-baiknya lelaki, adalah yang paling baik sikapnya terhadap istrinya......

maka pernikahan mengejewantahkan itu semua
merespekkan akan rasa
cinta itu sendiri

selalu pasti ada
cemburu,
marah,
sedih,
kesal,
manja,
rindu,
gairah......

semua rasa itu terbingkai dalam keridhoan akan cinta Rabb kita
karena orang yang belum menikah
dilarang merasakan itu semua
HARAM....

Lalu peranan suami
menarasikan sikap
di hadapan istri
ketika cemburu
maka biarkan cemburunya tumpah
lalu sapa dia dengan sepotong es krim

jika istrimu marah dan acuh tak acuh padamu
sapa dia dengan engkau memandikan anakmu
mencuci piring atau baju di rumah

jika istrimu kesal
maka diam adalah solusi mendinginkan suasana

jika istrimu menangis
maka peluk dirinya
dan katakanlah engkau yang salah
walau kadang hakikatnya tidak seperti itu selamanya

Jika istrimu dilanda rindu padamu
maka memberikan parpum lembut
sambil berkata
"Cinta nanti malam di pakai ya, sambil tersenyum penuh jiwa"

Itu semua adalah bahasa-bahasa
untuk memekarkan cintamu

itu semua adalah
bahasa suami
bahasa pecinta sejati

hingga di mata kita
hanya dirinya
hanya istri kita
yang tercantik di mata kita

hingga ketika rambut ini memutih
atau kulit ini mengkeriput
cinta ini tak larut dimakan usia

hingga perjalanan ke surga
hanya tinggal menunggu waktu

"cinta ....
Engkaulah yang tercantik di mataku"

dari BILIK sederhana

Se yogjanya, ketika akad di deklarasikan
Dan di malam hari setelah dirimu dan istrimu
Menunaikan hak
Hak sebagai pakaian bagi istrimu
Dan hak dirimu merasakan kenikmatan surgawi
Dari istrimu

Maka jangan terlena
Maka jangan terlupa
Dalam hanyut
Atau romantisme sesaat
Sebagai Pengantin Baru

Justru disanalah
Peta mulai di bentangkan
Tujuan mulai direncanakan
Dan cita-cita di gelorakan

Mau dibawa kemana kapal ini
Mau di suasanakan seperti apa rumah tangga ini
Di saat itulah komunikasi di bangun
Dan komitmen di sepakati

Agar Rumah Tangga tak berlayar tanpa arah
Agar suasana rumah suhunya bisa di kondisikan
Agar Cinta selalu berkembang
Mekar
Mewangi
Dan tak layu

Disinilah Peranan Suami Memaikan akalnya
Untuk membingkai rumah Tangga

Disinilah Peranan Istri memainkan Perasaannya
Untuk memperindah suasana rumah tangga

Jadi terlalu sempit
Jika Menikah hanya focus pada kenikmatan seksual
Setelah puasa lama…

Jadi terlalu sempit
Jika Menikah sebagai kemenangan, berhasil menikahi
Orang yang kau cinta


Jika itu yang terjadi
Maka rumah tanggamu tak akan mampu
Menahan badai atau topan yang menerjang

Jika itu yang terjadi
Cinta akan luntur, seiring usia pernikahanmu…

Sahabatku
Ketika peluh keringat mengucur
Di hangatnya malam pengantin
Janganlah engkau tertidur

Tapi tatap mata Istrimu
Katakan padanya
“hari ini engkau sudah halal menjadi Istriku…
“aku ingin rumah tangga ini sampai ke Jannahnya kelak….
“Engkau harus tahu…
“Engkau tidak menikahi malaikat yang tak punya salah
“dan aku tak menikahi bidadari yang sempurna….
“duhai cintaku……!
“Maka ingatkanlah aku, jika aku melalaikan tugasku sebagai suami dan ayah…
“duhai cintaku…!
“jangan Marah…jika ku melihat ada yang janggal pada dirimu, dan aku menegurmu…”
“Ini semua demi cita-cita kita ke surgaNya…
“Bersediakah dirimu Cinta…”

Tataplah matanya
Dan ia pasti akan tersenyum dan mengedipkan matanya
Itu tanda ia setuju……

Setelah itu tariklah dirinya kedalam selimut
Dan silahkan lanjutkan indahnya ke nikmatan surgawi
Yang engkau memang halal merasakannya

Hingga desah nafasmu
Nafas istrimu

Dilirik senyum oleh Bulan dan Bintang
Di langit sana

Inilah Komitmen
Dari Bilik Sederhana

Yang Alloh ridho akan semuanya

Allohu Akbar !!!

Meminang Akhwat

Dimanapun, akan selalu begini
wanita itu jika sudah tersentuh dengan nilai-nilai Islam
lalu terintegrasi di alam pikiran, di relung akal
dan menjadi karakter
maka ia akan Menjadi Militan

Lebih cepat dari laki-laki
yang memilih menggunakan nalar logikanya
sebelum suatu manhaj pergerakan
memayungi aktivitas dakwahnya

disinilah kita lihat
rasionalitas jumlah kader laki-laki dan wanita yang tak sama
wanita lebih dominan.

Tapi di sisi lain
jika ada satu hal, atau aspek Tarbawinya belum matang
maka ia akan mudah berbalik arah
pindah...
atau meluncur kebawah
dalam hal ini kita sebut futur

cepat militan dan cepat futur

tapi saya tidak ingin membahas hal ini
^_^

saya hanya ingin mengingatkan
kader-kader ikhwan
yang belum menikah...
yang sibuk dengan dunia lajangnya
sesungguhnya
engkau memperlama pernikahanmu
maka akan secara tidak langsung
menjadi beban dalam jamaah ini..

iya
BEBAN...!!

Karena betapa banyak Kader akhwat yang terbina
yang menunggu dalam diam
yang menangis dalam sepi
yang berdoa dengan guncangan tubuh
mengiba...
mengharap...
dirimu sekedar menyampaikan proposal pernikahan
itu sudah membuat mereka bahagia
dan mereka akan menguatkan sisi lain dari ikhtiar
yaitu DOA....

Mereka berpacu dengan umur
yang tak mau mundur
sementara dirimu menggunakan Hujjah
seribu satu hujjah...

Kadang saya menyebut ikhwan-ikhwan ini
adalah
"Mafia Hujjah"

Menggunakan Hujjah atau dalil
ketidakberanian
memang saya memahami
ada banyak alasan yang jika di cerna
masuk di akal
tapi bukan itu membuatmu menunda
tapi mensinergikan
agar menikah terlaksana
lalu
kepentinganmu juga terpenuhi

seiring sejalan
dan berkorelasi

Wahai Ikhwan...!
Menikahlah...!!

Nikahi akhwat-akhwat PKS itu....
nikahi Perempuan yang dirinduKan Surga
itu....

agar tak ada yang menangis
dalam Gegap Gempita Dakwah....!!

Bekerja Untuk Indonesia

Kita sedang meletakkan pondasi kokoh untuk bangunan besar yang merupakan mega proyek dakwah. Peletakan dasar pondasi setiap bangunan adalah tahapan paling krusial dan sulit dalam proses pembangunan sebuah bangunan. Sedangkan bangunan yang hendak dibangun itu adalah daulah islamiyah, khilafah islamiyah. Tetapi kita tidak menginginkan daulah atau khilafah yang sekedar simbol tanpa substansi. Juga bukan daulah atau khilafah rapuh yang sekali berdiri kemudian dengan mudah dirobohkan kembali, diporakporandakan musuh-musuh Islam.

Daulah dan khilafah itu haruslah islamiyah, dengan segala makna yang ada pada kata Islam. Itu berarti sebuah tata dunia baru yang rahmatan lil 'alamin. Itu berarti peradaban yang kuat untuk mempertahankan eksistensinya dari segala upaya destruktif yang hendak menghancurkannya. Karenanya, ia harus dibangun dari individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintahan yang sehat, kokoh dan tangguh.

Berangkat dari pemikiran inilah, maka qudwah (teladan) di jalan dakwah menjadi sangat urgen. Untuk peletakan pondasi itu kita membutuhkan individu muslim teladan, rumah tangga muslim teladan dan masyarakat muslim teladan sehingga pemerintahan Islam teladan berdiri tegak di atas pondasi yang kokoh, kemudian meluas di level seluruh umat Islam. Setelah itu, berdirilah pemerintahan-pemerintahan Islam yang bersedia masuk dalam perdamaian dengan pemerintahan Islam lain seperti dirinya dalam rangka membentuk Daulah Islamiyah.

Syaikh Musthafa Masyhur juga menjelaskan berbagai profesi agar menjadi teladan. Diantaranya adalah guru/dosen muslim teladan, wartawan muslim teladan, penulis muslim teladan, dokter muslim teladan, praktisi hukum muslim teladan, pedagang teladan, dan karyawan teladan.

Sebelum menjelaskan karakter-karakter teladan pada tiap subyek di atas, Syaikh Musthafa Masyhur mengawali dalam bukunya dengan "teori keteladanan." Bahwa manusia yang diberi nikmat indra dan akal oleh Allah SWT bisa mendapatkan petunjuk dan keteladanan. Dan, umunya setiap dakwah dan seruan akan lebih efektif ketika ada keteladanan aplikatif. (qudwah amaliyah).

Teori lain yang ditulis di awal itu adalah kebiasaan orang lemah meniru orang kuat. Teori ini sejalan dengan teorinya Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah. Sepeti anak kecil yang meniru orang dewasa, demikianlah orang yang lemah pendirian akan meniru orang-orang kuat; sama halnya negara-negara lemah dan terjajah meniru negara-negara besar dan maju. Ketika yang dapat ditangkap oleh orang-orang berjiwa lemah itu adalah keburukan saja, maka mereka akan mengikuti keburukan. Namun saat mereka melihat keteladanan positif dari orang-orang kuat dan pejuang dakwah, itu pun akan mempengaruhi kehidupannya. Dan di sinilah letak pentingnya keteladanan.

saya Melihat
Peluang-peluang kita dari yang terkecil yaitu
Ketua RT/RW
Ketua PKK
Ketua Karang Taruna
dan sebagainya...

Kita harus masuk kedalam ruang-ruang itu
kita warnai dengan nilai-nilai Islam
ini adalah bagian dari dakwah kita

Kita berikan keteladanan disana
warna Islam yang Rahmat bagi Semesta Alam

ini juga berlaku pada profesi yang kita jalani
jadilah teladan dalam kebaikan.

Begitupula dalam Rumah Tangga kita
kita harus meanampilkan Rumah Tangga Islam
yang menjadi panutan lingkungan sekitar kita

Maka seorang Kader Dakwah
apa yang melekat pada dirinya
adalah Keteladanan

kita bercermin pada sejarah
bahwa
Dai-dai Islam, seperti Hasan Al-Banna, Abul A'la Al-Maududi, dan tokoh-tokoh lain serta gerakan-gerakan Islam telah memberikan keteladanannya dalam jalan dakwah, dan hasilnya bisa dirasakan umat ini.

Meneladani jejak Rasulullah SAW,inilah yang seharusnya dilakukan setiap kader dan jama'ah dakwah menjadi teladan bagi mad'u-nya, menjadi teladan bagi umat yang didakwahinya.

nah kerja-kerja kita
dalam dakwah ini
adalah terus menerus untuk Indonesia Baru
dan kejayaan Umat Islam ini.

Maka Teruslah bergerak kawan
jadilah Teladan.....

Karena ku CINTA maka ku RINDU

Tak ada Cinta tanpa pertemuan Fisik
karena pada pertemuan fisik lah
getar-getar cinta
menemukan peraduannya
menemukan kenyamanannya

disinilah Islam
mengatakan
Jika Kau Jatuh Cinta
Menikahlah...

Karena Menikah adalah jalan
penumbuhan Cinta itu
selain jalan itu HARAM...
TERLARANG
tanpa menikah
cinta itu hanya ada di alam bathinmu
mencintai seseorang dari kejauhan
melayang-layang di alam pikiran
bahkan ini bisa membuatmu
jatuh sakit

atau jatuh kepada maksiat
jika iman tidak membingkai dirimu

Maka mudahkanlah Pernikahan
karena ia adalah sarana penyelamatan jiwa

Bukan zamannya lagi menikah ketika lulus kuliah
atau ketika sudah memiliki pekerjaan mapan
bukan zamannya lagi

Menikah adalah saat ini
saat kau Jatuh Cinta
dan dirimu sadar
hanya Menikahlah sarana penyelamatan itu

Maka wahai Para Orang Tua...!!
Jangan Kau larang anak-anakmu
melakukan Ibadah ini
dengan alasan duniawi
karena engkau akan menyeret mereka ke neraka
Nikahi anakmu
saat ia mengatakan ingin menikah....

Sungguh kita harus menutup Pintu zina serapat-rapatnya...
dan membuka Pintu Pernikahan selebar-lebarnya...

Karena Hanya Kebaikan...
Kebaikan...
Kebaikan...
yang kita temui pada orang-orang yang menikah...

Menikah adalah kebaikan
kecuali orang-orang yang terganggu nalarnya..
menganggapnya sebagai keburukan

di jejak-jejak usia kita
umur memiliki nilai..
dan menikah membuat kita memiliki nilai
yang mengantarkan kita ke surga...

Sahabat
Katakan Pada Ayah bundamu
"duhai ayah...
"duhai bunda....
"Karena Ku Cinta Maka Ku Rindu..."
"dan hanya Menikahlah Jalan Halal Melabuhkan rindu ini..."
"Izinkan ananda menikah ...."!!

Agar tak kita lihat lagi
wanita-wanita berjilbab
tapi berstatus pacaran...

Agar tak kita lihat lagi
Laki-laki Aktivis Dakwah
tapi berstatus Pacaran...

Yang Merusak Indah nya Cinta dalam Islam

Cinta Para Pejuang

Aku tak ingin sibuk dengan Cinta,
aku hanya ingin sibuk bagaimana aku
bisa meninggikan kalimat Rabb ku,

karena ku yakin Alloh Maha Melihat,
dia akan memberikan di penggalan episodeku,
wanita-wanita yang mendorongku untuk
menjadi lebih baik lagi....

merekalah yg kelak ku sebut belahan jiwa,
tak harus satu atau dua bisa juga empat..

Inilah tabiat Cinta Para Pejuang
Para Mujahid

Maka kenikmatan berjaga di medan pertempuran
lebih nikmat bagi seorang Khalid
dari pada malam pengantin dengan seorang gadis Perawan yang Cantik

Maka seruan Jihad lebih Indah
dari pada jima, hingga lupa mandi
dan Para Malaikatpun memandikan Jasad Mulia itu
ketika para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw
tentang jasad yang basah...

Mereka meletakan Cinta di tangan
bukan di hati
satu tujuan agar Cinta pada Rabbnya, tak tergeserkan

Tapi...
Lihatlah.....
Demi Alloh lihatlah...!
Jika engkau menikah dengan mereka

dengan Para Pejuang itu

Sungguh hanya ada Keindahan
hanya ada Ceria
di Rumah Tanggamu

Karena Mereka tahu
bagaimana memperlakukan Istri

Karena Mereka tahu
bagaimana memperlakukan anak-anak

Maka selalu ada pelangi
maka cemburu, hanya lah upaya memekarkan Cinta
Maka sedih hanya bagian menguatkan cinta

Mereka adalah orang-orang
yang sibuk Meninggikan Kalimat Rabb nya...

Mereka pun tahu
membahagiakan Istri dan anak-anak
adalah upaya mencari keridhoanNya

Maka tema Poligami bukan hal yang tabu
bukan sesuatu yang membuat shock atau keterkejutan semua pihak..

Karena Mereka
menumbuhkan
menjaga
merawat
Cinta
di Langit Istri-istrinya
di relung - relung jiwa anak-anaknya

Hingga ketika Ummu Salamah
ketika ditanya mengapa jika Rasulullah saw, bertemu aisyah
beliau selalu memeluk dan menciumnya...
tapi pada istri-istri yang lain tidak

Tahu apa Jawaban Ummu Salamah?
Karena Nabi saw, tak bisa menahan diri ketika ketemu 'aisyah...
Lihatlah tak ada CEMBURU

Beginilah para Pejuang
mengambil teladan dalam Cinta

Cinta itu tak membuat kita menjadi lemah
tapi menguatkan
agar pelangi selalu ada di hati para Pejuang
Para Mujahid Dakwah....

Titip Rinduku Padamu Cinta

Saya tidak ingin mengajari antum
tekhnik atau ketrampilan Mencintai Belahan Jiwa kita..

Saya hanya ingin memberitahukan
perbedaan Jiwa-jiwa kuat
dan Jiwa-jiwa lemah

Jiwa-jiwa kuat, akan selalu mampu memproduksi
semangat penumbuhan
semangat penjagaan
semangat pertanggung jawaban
terhadap orang yang di cintainya...

Inilah yang dimaksud dengan
TINDAKAN

Sebab Cinta bukan kata-kata
bukan sekedar rayuan pemanis
tapi Cinta adalah Kerja-kerja kita

Hingga Bergelora lah
Cinta terus menerus

Disinilah Suami harus Sadar
Ketika Akad Nikah
laki-laki harus sadar
ada Amanat Alloh yang akan di pertanggung jawabkan
Amanat Langit
pada diri Istrinya

Maka tak boleh ada aniyaya
Maka tak boleh ada Kezaliman
Maka Tak boleh ada air mata

Iya....
Karena Istrimu...!!
Telah Memberikan Kehormatannya Padamu...!!
memberikan semuanya
memberikan kenikmatan surgawi

Maka sungguh tak tahu malu
jika suami tak tahu diri
dan berterima kasih....
dengan melakukan kezaliman terhadap Istrinya

Yang Paling baik adalah yang paling baik terhadap Istrinya....
Inilah perkataan Nabi saw
petunjuk bagi para Lelaki.

Maka bercerminlah
berapa banyak hak istri yang kau sia-siakan

Maka Hitunglah
berapa banyak air mata istri yang tumpa
akibat egoismu

Maka hisablah dirimu
karena kita tak tahu apakah esok pagi kita melihat matahari...

Harus ada Kesadaran
Harus ada Malu....!!

Minta maaflah pada Istrimu
Menangislah di depannya
Mengakulah atas salahmu
karena sesungguhnya jiwa istri-istri kita
selembut sutra
ikhlas memaafkan suaminya

Inilah Jiwa-jiwa kuat
kerja-kerjanya
bukan jiwa-jiwa lemah....
yang mencintai dirinya saja tidak bisa
yang melakukan kemaksiatan...
yang tak sayang pada dirinya sendiri
maka jiwa lemah ini selamanya tak akan mampu mencintai....

sahabatku
temui istrimu
katakan padanya
"aku Rindu padamu Cinta...
"Maafkan diriku selama ini ya..."

Suami Sholeh adalah suami yang mau mengakui kesalahannya
dan memperbaiki dirinya.......

Buya Hamka...."Cahaya Yang Hilang"

Yang membuat saya takjub dari beliau adalah
selain Ulama
beliau juga seorang Satrawan
Novel-novelnya
adalah bukti nyata
betapa kuatnya kecintaan beliau terhadap sastra

Beliau adalah satu dari sedikit ulama Indonesia yang mendapat gelar sebagai mufassir (ahli tafsir).

Sosok Buya Hamka sudah tak asing di Indonesia. Ia adalah tokoh dan panutan umat yang sangat disegani. Ulama asal Maninjau (Sumatra Barat) ini, bahkan terkenal hingga negara-negara di kawasan Asia, bahkan Timur Tengah. Namanya melambung tinggi, berkat karyanya yang sangat fenomenal, yakni Tafsir Al-Azhar, yang ditulisnya saat berada dalam penjara.

Keberhasilannya dalam menafsirkan Alquran dan ditulis saat berada di penjara, mengingatkan saya akan perjuangan Sayyid Quthb, seorang tokoh Muslim yang juga berhasil menyelesaikan penulisan tafsir Alquran yang kemudian diberi nama Fi Zhilal Al-Qur'an (Di bawah Lindungan Alquran).

Haji Abdul Malik Karim Amrullah, demikian nama akronim dari singkatan Hamka. Nama Buya adalah panggilan khas Minangkabau atau Minang untuk orang tua yang bermakna Ayah (Abu, Abi, Abuya).

Ensiklopedi Islam menyebutkan, tokoh kelahiran Maninjau, Sumatra Barat, 16 Februari 1908, ini hanya sempat masuk sekolah desa selama tiga tahun dan sekolah-sekolah agama di Padangpanjang dan Parabek (dekat Bukittinggi) selama kurang lebih tiga tahun.

Namun, bakat yang dimilikinya dalam bidang bahasa, membuat Hamka dengan cepat bisa menguasai bahasa Arab, dan ini mengantarkannya mampu membaca secara luas literatur Arab, termasuk terjemahan dari tulisan-tulisan Barat.

Sebagai seorang anak tokoh pergerakan, sejak kanak-kanak Hamka sudah menyaksikan dan mendengar langsung pembicaraan tentang pembaharuan dan gerakannya melalui ayah dan rekan-rekan ayahnya. Ayah Hamka adalah H Abdul Karim Amrullah, seorang tokoh pelopor gerakan Islam 'Kaum Muda' di Minangkabau.

Sejak usia muda, Hamka sudah dikenal sebagai seorang pengelana. Sang ayah bahkan menjulukinya 'Si Bujang Jauh'. Pada 1942, dalam usia 16 tahun, ia pergi ke Jawa untuk menimba pelajaran tentang gerakan Islam modern melalui H Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo, RM Soerjopranoto, dan KH Fakhruddin yang mengadakan kursus-kursus pergerakan di Gedung Abdi Dharmo di Pakualaman, Yogyakarta.

Setelah beberapa lama menetap di Yogyakarta, ia berangkat ke Pekalongan dan menemui kakak iparnya, AR Sutan Mansur, yang waktu itu menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah cabang Pekalongan. Di kota ini ia berkenalan dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah setempat. Pada bulan Juli ia kembali ke Padangpanjang dan turut mendirikan Tablig Muhammadiyah di rumah ayahnya di Gatangan, Padangpanjang. Sejak itulah ia mulai berkiprah dalam organisasi Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.

Tegas dan Kritis

Ketokohannya dalam bidang ilmu agama, menempatkannya sebagai sosok ulama yang hebat. Julukannya telah diakui banyak kalangan. Apalagi dengan tafsirnya yang berjudul Tafsir Al-Azhar, merupakan fenomena yang mengagumkan, mengingat sedikit sekali ulama Indonesia yang mampu menafsirkan Alquran hingga tuntas. Bahkan, hingga saat ini, sangat sedikit ulama Indonesia yang mendapat gelar sebagai mufassir. Di antara mereka adalah Buya Hamka, Mahmud Yunus, dan Qurais Shihab.

Buya Hamka, dikenal sebagai sosok ulama yang kritis dan teguh pendirian. Ia bahkan beberapa kali terlibat perdebatan, mulai dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga pemerintah Orde Lama. Hal itu dilakukannya demi memperjuangkan dakwah Islam.

Sikap tegasnya ini juga ditunjukkannya manakala pada 1975 ia diberi kepercayaan oleh Menteri Agama, Prof Dr H Mukti Ali, untuk duduk menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, akhirnya, jabatan itu tak bertahan lama, Buya Hamka melepaskan jabatannya tersebut.

Saat itu, sebagai Ketua MUI, Buya Hamka berkeinginan untuk menjadikan organisasi ulama itu sebagai organisasi yang independen, tanpa pengaruh dari pihak manapun. Kantor sekretariat yang sebelumnya berada di Masjid Istiqlal dipindahkan ke Masjid Al-Azhar.

Fatwa Haram

Usaha Hamka untuk membuat independen lembaga MUI mulai terasa ketika pada awal 1980 lembaga ini berani melawan arus dengan mengeluarkan fatwa mengenai persoalan perayaan Natal bersama. Saat itu Hamka menyatakan haram bila ada umat Islam mengikuti perayaan keagamaan itu. Keberadaan fatwa tersebut kontan saja membuat geger publik.

Terlebih lagi pada waktu itu arus kebijakan pemerintah tengah mendengungkan isu toleransi. Berbagai instansi waktu itu ramai mengadakan perayaan Natal bersama. Bila ada orang Islam yang tidak bersedia ikut merayakan natal, mereka dianggap kaum fundamentalis dan anti-Pancasila.

Keadaan itu kemudian memaksa MUI mengeluarkan fatwa. Risikonya Hamka pun mendapat kecaman. MUI ditekan dengan gencarnya melalui berbagai pendapat di media massa yang menyatakan bahwa fatwa tersebut akan mengancam persatuan negara. Melalui sebuah tulisan yang dimuat di majalah Panjimas, Hamka berupaya mempertahankan fatwa haram merayakan Natal bersama bagi umat Islam yang dikeluarkannya.

Hamka tetap berpendirian teguh dan tidak akan mencabut fatwa Natal tersebut. Karena itu, daripada mencabut fatwa yang menurutnya jelas-jelas benar, akhirnya Hamka lebih memilih untuk meletakkan jabatannya setelah ada desakan dari pemerintah. Ia mundur dari MUI pada 21 Mei 1981. Tak lama kemudian, beliau meninggal dunia, tepatnya pada 24 Juli 1981.

Oleh sejumlah kalangan, sikap tegas Hamka ketika memimpin MUI merupakan cerminan dari pribadinya. Bahkan, banyak pihak yang mengatakan sepeninggal Hamka, Fatwa MUI terasa menjadi tidak lagi menggigit. Bahkan di masa Orde Baru, posisi lembaga ini terkesan hanya sebagai tukang stempel kebijakan pemerintah terhadap umat Islam belaka.

Penulis Aktif

Di tengah kesibukannya mengurusi umat, Buya Hamka masih sempat menulis sejumlah buku. Mulai dari Novel, Sejarah Islam, hingga tafsir Alquran. Namanya dikenal luas berkat karya-karyanya. Kecintaannya terhadap dunia menulis ini dimulai ketika ia memutuskan memasuki dunia jurnalistik pada akhir 1925. Saat itu ia mengirim artikel ke harian Hindia Baru, yang dieditori oleh Haji Agus Salim, seorang pemimpin politik Islam. Sekembalinya ke Padangpanjang, Hamka mendirikan jurnal Muhammadiyah pertama, Chatibul Ummah.

Sejak saat itu, dia mulai rajin menulis karya-karya sastra. Bukunya yang pertama merupakan sebuah novel Minangkabau berjudul Si Sabariah, terbit pada 1925. Dia secara teratur mengirimkan artikel ke jurnal-jurnal lokal dan menerbitkan buku kecil mengenai adat Minangkabau dan sejarah Islam. Pada 1936, dia menerima tawaran menjadi editor kepala pada sebuah jurnal Islam baru di Medan, Pedoman Masyarakat. Ketika dia menjabat sebagai editor, jurnal ini menjadi salah satu yang paling sukses dalam sejarah jurnalisme Islam di Indonesia.

Dalam kehidupan Hamka, masa-masa ketika tinggal di Medan (1936-1945) merupakan tahun-tahun paling produktif. Selama periode ini dia menulis dan memublikasikan sebagian besar novelnya.

Di antaranya Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936), Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1937), Merantau ke Deli (1940), dan Di Dalam Lembah Kehidupan (1940). Dia juga menulis buku-buku mengenai etika Islam dan tasawuf, seperti Tasawuf Modern (1939), Lembaga Budi (1939), dan Falsafah Hidup (1940). Pada 1949, ia menerbitkan biografi orang tuanya dengan judul Ayahku, yang juga memaparkan sejarah gerakan Islam di Sumatra, di samping memoar empat jilid berjudul Kenang-Kenangan Hidup dan jilid pertama Sejarah Umat Islam.

Pada 1950, ia mengadakan lawatan ke beberapa negara Arab sesudah menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya. Dalam kesempatan ini ia bertemu dengan pengarang-pengarang Mesir yang telah lama dikenalnya lewat karya-karya mereka, seperti Taha Husein dan Fikri Abadah. Sepulang dari lawatan ini ia mengarang beberapa buku roman, yaitu Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah.

Bersama dengan KH Fakih Usman (menteri agama dalam Kabinet Wilopo 1952), pada Juli 1959, ia menerbitkan majalah tengah bulanan Panji Masyarakat. Majalah ini menitikberatkan soal-soal kebudayaan dan pengetahuan agama Islam. Majalah ini kemudian dibreidel pada 17 Agustus 1960 dengan alasan memuat karangan Dr Muhammad Hatta berjudul 'Demokrasi Kita', yang isinya mengkritik tajam konsep Demokrasi Terpimpin.

Majalah ini baru terbit kembali setelah Orde Lama tumbang, tepatnya pada 1967. Hamka sendiri dipercaya sebagai pimpinan umum majalah Panji Masyarakat hingga akhir hayatnya.

Hobi menulis ini tetap ditekuninya manakala ia berada di balik terali besi penjara. Pada 27 Januari 1964, Hamka ditangkap oleh pemerintahan Soekarno. Dalam tahanan Orde Lama ini ia menyelesaikan kitab Tafsir al-Azhar (30 Juz). Ia keluar dari tahanan setelah Orde Lama tumbang.

Hamka meninggalkan karya yang sangat banyak; di antaranya yang sudah dibukukan tercatat lebih kurang 118 buah, belum termasuk karangan-karangan panjang dan pendek yang dimuat di berbagai media massa dan disampaikan dalam beberapa kesempatan kuliah atau ceramah ilmiah. Tulisan-tulisan itu meliputi banyak bidang kajian, seperti politik, sejarah, budaya, akhlak, dan ilmu-ilmu keislaman.

Ketokohan Hamka tak hanya di Indonesia, tapi hingga mancanegara. Hal ini dibuktikan dengan berbagai penghargaan yang diperolehnya. Seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan gelar Datuk dan Pengeran Wiroguno dari Pemerintah Indonesia.

Sementara itu, dalam bidang politik, Buya Hamka sempat menduduki jabatan sebagai angota Konstituante (Parlemen) saat pemerintahan Orde Lama yang dipimpin Soekarno dari Masyumi.

Karya-Karya Hamka

1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
2. Si Sabariah. (1928)
3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq), 1929.
4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
6. Kepentingan melakukan tabligh (1929).
7. Hikmat Isra' dan Mikraj.
8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.
9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.
10. Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.
11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.
12. Mati Mengandung Malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.
13. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.
16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.
17. Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.
18. Tuan Direktur 1939.
19. Dijemput mamaknya, 1939.
20. Keadilan Ilahy 1939.
21. Tashawwuf Modern 1939.
22. Falsafah Hidup 1939.
23. Lembaga Hidup 1940.
24. Lembaga Budi 1940.
25. Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepang 1943).
26. Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.
27. Negara Islam (1946).
28. Islam dan Demokrasi, 1946.
29. Revolusi Pikiran, 1946.
30. Revolusi Agama, 1946.
31. Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, 1946.
32. Dibantingkan Ombak Masyarakat, 1946.
33. Didalam Lembah Cita-cita,1946.
34. Sesudah Naskah Renville,1947.
35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.
36. Menunggu Beduk Berbunyi,1949 di Bukittinggi, Sedang Konperansi Meja Bundar.
37. Ayahku,1950 di Jakarta.
38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.
39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950.
40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950.
41. Kenangan-kenangan Hidup 1, Autobiografi sejak lahir 1908-1950.
42. Kenangan-kenangan Hidup 2.
43. Kenangan-kenangan Hidup 3.
44. Kenangan-kenangan Hidup 4.
45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950.
46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2.
47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3.
48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4.
49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950.
50. Pribadi,1950.
51. Agama dan Perempuan,1939.
52. Muhammadiyah Melalui 3 Zaman,1946,di Padang Panjang.
53. 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950).
54. Pelajaran Agama Islam,1956.
55. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952.
56. Empat Bulan di Amerika,1953 Jilid 1.
57. Empat Bulan di Amerika Jilid 2.
58. Pengaruh Ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo 1958), untuk gelar Doktor Honoris Causa.
59. Soal Jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM.
60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta.
61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta.
62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.
63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.
64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang.
65. Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang.
66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968.
67. Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Mekkah).
68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dr Mekkah).
69. Cita-cita Kenegaraan dalam Ajaran Islam (Kuliah umum) di Universiti Keristan 1970.
70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.
71. Himpunan Khutbah-khutbah.
72. Urat Tunggang Pancasila.
73. Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974.
74. Sejarah Islam di Sumatera.
75. Bohong di Dunia.
76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang).
77. Pandangan Hidup Muslim,1960.
78. Kedudukan Perempuan dalam Islam,1973.
79. Tafsir Al-Azhar 30 Juz, ditulis saat berada di penjara.

Bayangkan betapa banyak rekam jejak beliau dalam karya
yang saat ini bisa kita nikmati

Buya HAMKA
adalah salah satu anak negeri
yang lahir
dan mencatat sejarahnya
dengan tinta emas

semoga lahir kembali
Buya HAMKA-Buya HAMKA baru....

Terus bergerak kawan....

Antara Istrimu dan Bidadari Surga

Dulu ketika saya masih tinggal di Medan
saya pernah mengisi Taklim di MUshollah Komplek Tempat Saya Tinggal.

Di akhir ceramah saya berkata,
"semoga Ibu-ibu semua yang hadir disini, di pertemukan dengan suaminyakembali oleh Alloh di Surga".....

"Amin...!!" serentak kompak Ibu-ibu menjawab

Setelah itu saya pun berkata
"Dan Semoga bapak-bapak pun di pertemukan kembali dengan Istri-Istrinya Oleh Alloh di surga.."!

Sepi
Diam...

lalu saya bertanya
" Kok tidak ada yang meng aminkan.."
Bagaimana kalau di pertemukan saja dengan Bidadari di Surga..."

Kontan Meledak lah tawa para Bapak-bapak itu.....

^_^

sahabat
disini saya hanya ingin menggarisbawahi
bahwa kadang alam pikiran laki-laki itu
tertutup dengan hayalan
dan buaian yang tak jelas
disini di pikiran laki-laki
bahwa Bidadari Surga itu....
Indah
Cantik
Mempesona...

Itu Semua Benar

Yang salah adalah
Jika Para Suami mengabaikan Para istrinya
itu bisa mengeruskan cinta di antara pasangan itu

Tujuan atau cita-cita sih boleh-boleh saja mendapatkan Bidadari
tapi Istri adalah yang paling utama dan Prioritas...

Bukankah Alloh telah menjelaskannya lewat lisan Nabi saw

"Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?" Beliau menjawab, "Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak nampak. Aku bertanya lagi, "Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?" Beliau menjawab, "Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, 'kami hiduo abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.'" (HR. Thabrani)

Hadits di atas, semoga saja tidak hanya mengubah persepsi suami terhadap istrinya, namun juga memotivasi para istri karena kedudukan mereka lebih mulia daripada bidadari tatkala mereka dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya

Nah..Jelaskan
antum yang saat ini ber status Suami
Perbaiki dirimu
lalu bimbing Istrimu, menjadi Istri Sholeha
Menjadi Ibu Yang baik bagi anak-anakmu....

Ini adalah dakwah,
sebelum engkau berteriak di luar sana
meninggikan Kalimat Rabb kita
maka tinggikan dulu kalimat Alloh dalam rumah tanggamu

sekarang ambil hp mu
kirim sms ke istrimu
"asswrwb....Cinta...abi beli mukena baru buat kamu deh.,.kebetulan sudah gajian...nanti malam qiyamullail bareng ya...."

Maka Pijar-pijar CahayaNya
menghangatkan Rumah Tanggamu

Inilah kemenangan

Bukan CINTA Biasa

Cinta adalah kata
yang selalu di perbincangkan orang
sepanjang sejarah bumi ini

Tema ini tak akan pernah habis
untuk di bincangkan...

tapi ini juga jalan yang mengantarkan kita
ke SurgaNya
atau NerakaNya

Cinta itu harus di bangun di atas takwa
Cinta itu harus di bingkai dalam syariat
Cinta itu harus di jaga kesuciannya

agar tak terjadi...
orang yang kecewa akibat Cinta

agar tak terjadi
orang yang mengumbar Cinta

agar tak terjadi
penodaan pada arti Cinta itu

Untuk Cinta antara laki-laki dan wanita
Islam memberi gambaran yang Tegas

Menikah
hanya di sana Cinta itu boleh tumbuh
selain jalan ini
Haram dan kesia-siaan saja....

nah
Jika engkau Pacaran misalkan
yakinlah
hanya masa Pacaran yang kau ingat setelah menikah nanti...
Masa kemaksiatan di hadapan Alloh

Tapi jika engkau menikah tanpa Pacaran
saat Malam Pertama, itu adalah kenangan yang tak terlupakan
di mana malam itu
Alloh telah meng halal kan semuanya
engkau bisa datang dari arah mana saja engkau mau
dan itu semua bernilai Pahala....

Orang-orang yang menikah tanpa Pacaran
adalah orang-orang yang memiliki Cinta
yang Luar Biasa
Tahu menempatkan Cinta

dan Alloh Memberikan Cinta yang Bukan Cinta Biasa
selamanya selalu indah
dan ini adalah barokah itu...

Yuk kita rebut Cinta ini
Putuskan saja pacarmu
jika engkau tak berani menikah..
daripada terus dalam kemaksiatan.....

Cinta Jangan Pergi...

Jika ada Perpisahan
yang membuat airmata tumpah
adalah Perpisahan karena Cinta...

Jika ada sedih yang selalu menggelayut di kelopak mata
itu adalah sedih karena Cinta

Karena Cinta pada hakikatnya
bukan untuk berpisah
tapi untuk selalu bersama

Maka ketika Ibrahim mengatakan dengan tegas
adakah Kekasih yang ingin menyakiti kekasih hatinya..

Maka Alloh pun menjawab, melalui malaikat Maut
"adakah kekasih yang tak rindu, ingin berjumpa dengan kekasih hatinya..."

Maka serentak Ibarhim pun berkata
"Segera ambil nyawaku...."!!

Iya
Cinta itu tak ingin menunggu
Cinta itu harus bertemu..

atau ketika Seorang Ustad enggan meminum Jus Mangga
setelah kematian Istrinya
alasannya
satu...
dulu meminum Jus Mangga selalu berdua dengan Istrinya
maka Istrinya kini tiada
maka Manisnya Mangga itu
terasa hambar, tanpa kehadiran Istri
Inilah Cinta
yang selalu ingin bertemu...

dalam jejak episode kehidupan kita
Alloh mungkin menyisipkan rasa Cinta ini
tapi diri sadar
menyadari logika kemanusiaan
tak mungkin bisa bertemu

seperti Sayyid Quthb
yang Tertolak Cintanya

atau Khalil Gibran
yang Sayap-sayap Jiwanya Patah

Ini adalah Realita
yang harus di terima
dan Alloh
Maha Mengerti itu semua

maka biarlah tumpah air mata ini
maka biarlah sesaat jiwa ini remuk redam
karena kita bukan malaikat
karena jiwa kita bukan besi

Jiwa kita adalah serpihan-serpihan
rasa,
cinta,
rindu,
sedih,
gairah
mengikat dalam satu kata
PERASAAN

Maka biar lah
Alloh yang Menutup episode
kisah kita
Menitip Cinta kita padanya

Cinta
Jangan Pergi....

Inginnya seperti itu
tapi jika tangan-tangan kita tak sanggup menggapainya

Janganlah putus asa

Lagu Untuk Sebuah Nama

Taj Mahal
Adalah bukti Cinta seorang suami terhadap istrinya
Maka hadirlah istana Megah nan indah itu

Naskah Novel Ayat-ayat Cinta
Adalah Mahar Penulisnya ketika meminang Istrinya
Dan Istrinya menerima dengan Ikhlas
Maka Meledaklah Novel itu menjadi Best seller
Sepanjang sejarah sastra Indonesia, begitu juga Versi Filmnya

Tafsir Fi Zhilal
Adalah buah Cinta, ketika Cinta pada Manusia
Tak menemui kehendaknya
Maka energy itu, di arahkan pada Kerja Yang Lebih besar
Maka dari dalam penjara
Lahirlah Karya Fenomenal ini
Dimana setiap hurupnya mengandung RUH KEBANGKITAN..!!

Sayap-sayap patah adalah
Gubahan puisi, tentang suasana hati
Maka abadilah di tejemahkan ke berbagai bahasa
Sastra Cinta ini

Semua itu adalah
Bentuk lain dari ekspresi jiwa

Maka abadilah semua itu…

Kita bisa pun mengabadikan Cinta kita
Maka lahirlah lagu-lagu Cinta
Atau karya Sastra Cinta
Yang begitu banyak

Tapi mengapa cepat sekali di lupakan orang
Karena tak ada Ruh di balik semua itu

Hampa
Kering

Ini yang membedakan dengan karya-karya yang saya sebut di atas

Begitupun kita
Jika ada gelora itu
Akan mimpi yang belum menjadi kenyataan
Tapi masih tersimpan rapi di sudut hati yang istimewa

Hanya Doa
Hanya harap
yang bisa kita lakukan
Semoga Alloh yang Maha Mengerti
Membaca jejak hati ini
Mentakdirkannya menjadi kenyataan
Jika tak di dunia
Cukup di SurgaNya pun
Adalah kemenangan

Inilah…
Lagu untuk sebuah Nama
Yang tersimpan rapi dalam jiwa
Dalam doa…..

agar harapan itu tak pernah mati
agar abadi
di langit jiwa kita

Tentang Hamzah Al-mubarok


Ketika dakwah
menyapa lembut...
di Mushola Kampus...
beberapa tahun lalu.

ketika pemahaman itu hadir...
ketika jiwa terasa di remuk redamkan...

Sungguh....
betapa sia-sia nya
lembaran hari dulu.....

di persimpangan itulah
saya sadar
sebenar-benarnya sadar....

Sejarah hanya lewat satu kali
di jejak-jejak usia saya ini

Dan disanalah saya harus bertanggung jawab
pada Sejarah
pada akhir cerita hidup ini

apakah menggelegak di Jahanam
atau kekal di SurgaNya

Saya tak pernah tahu......

Karena saya hanya mencoba menjalani
memberi apa yang saya bisa......
dalam kepingan mozaik dakwah ini.

Tarbiyah adalah Ruh itu
dia membentuk Karakterku....

dan juga menghadirkan
ISTRI PENENTRAM JIWA....

anak-anak
CAHAYA MATA.....

semua adalah dalam bingkai besar
meninggikan kalimat Rabb kita

Tak akan pernah cukup.....
dan saya bersedia membayar berapun....
jika ada orang yang bersedia memberikan
waktunya kepada saya....

agar saya bisa lama lagi
memberikan kontribusi pada umat ini

tahun ini
tepat 31 tahun usia saya...
tapi saya merasa hidup hanya sekitar 7 tahun saja.

Betapa ruginya waktu-waktu dulu itu...
entah apa yang akan saya jawab
di hadapan Rabb kita

saya hanya punya do'a
"Ya Rabbana....jadikan sisa umurku
dalam keridhoanMu...dalam meninggikan kalimat-kalimatMU...."!!
dan ambil nyawaku..dalam keadaan aku melakukan amal terbaik, yang membuat Engkau ridho padaku....!!

Entah esok
masih kah
azan subuh terdengar merdu, dari serambi rumahku...

atau malam ini
masihkah sempat diri ini qiyamullail....

saya tak pernah tahu......

dan Facebook ini
dunia maya ini

adalah kendaraan
adalah kerja sederhana
yang saya berharap mengundang keridhoan Alloh....

Karena Nabi kita pernah berkata....
"Sesungguhnya, tinta para ulama, dan orang-orang berilmu, akan di timbang dengan darah para Syuhada..."!!

Pada Sejarah yang selalu jujur bercerita
saya hanya punya do'a
doa....
doa....
doa....
amal...
amal...
amal...
ikhlas...
ikhlas...
ikhlas...

selanjutnya biarlah Alloh yang menutup cerita
menutup lembar hidup ini.......

Mujahid Tangguh Ain Jalut


Dia adalah Mujahid Tangguh
Panglima Muslim
yang Menyelamatkan Peradaban Islam
yang hampir tenggelam dari lumpur sejarah yang hitam
ketika nafas umat tinggal di ujung Tenggorokan
ketika hampir saja kita tinggal kenangan.....

Lelaki ini bernama

QUTUZ
lewat tangannya Alloh
menyelamatkan eksistensi Umat Islam

Quthbuddin Al Yunaini di dalam Al Bidayah Wan Nihayah(bab 658 H) mengatakan :

” Qutuz(sebelum menjadi raja) pernah bermimpi, Rasulullah shallallahu alaihi wassalam mengatakan kepadanya bahwa dia akan menguasai Mesir dan memenangkan Perang melawan Tatar(Mongol)”

Setelah jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah serta dihancurkannya Baghdad dan dibunuhnya hampir 800.000 atau 1.800.000 kaum muslimin hingga saksi mata mengatakan hitamnya air sungai Tigris akibat tinta buku yang luntur dari penghancuran perpustakaan terbesar di Baghdad oleh Mongol. Semua itu terjadi dalam masa 40 hari. Kemudian Bangsa Mongol di bawah Hulaghu Khan (cucu Genghis Khan dari Tolui saudara angkat Kwee Ceng:)-fiksi- dlm Legend of Condor Heroes/Sia Tiaw Eng Hiong) meneruskan penaklukan ke bumi Syam/Syria yaitu ke arah kekuasaan Kesultanan Mamluk.


Pertempuran yang terjadi antara Al-Malik Al Muzhafar Saifuddin Qutuz dan Ruknuddin Baybars/Bibris vs Kitbugha/Katabgha Noyen(jabatan seperti KSAD, membawahi 1 tumen(10.000 tentara) dan Knights of Templars


Pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.


KEJATUHAN SYAM/SYIRIA dan PALESTINA


Kejatuhan Baghdad bukan puncak bagi penderitaan umat pada ketika itu. Sebaliknya umat semakin menderita dengan sikap sebagian raja dan ulama’ Islam pada masa itu yang sanggup menggadaikan agama semata-mata untuk mendapat jaminan kehidupan dari Mongol dan Tartar.


Siapakah yang tidak sedih bila melihat sebagian raja Islam menghulurkan tangan persahabatan dengan Hulaghu/Holako sedangkan darah jutaan umat Islam masih lagi belum kering! Raja Mosul, Badruddin Lu’lu’ menghulurkan tangan persahabatan dengan Hulaghu.


Begitu juga Kaikawis II dan Qalaj Arsalan, Raja Anadol/Anatolia. Raja Halab/Aleppo dan Damsyik/Damaskus, al-Nasir Yusuf juga mengambil langkah sama. Raja-raja itu telah membuka Iraq Utara, sebahagian Syam dan Turki kepada Mongol tanpa peperangan. Tidak cukup dengan itu. Kepedihan umat semakin berat apabila menyaksikan sebagian ulama’ pada masa itu mengeluarkan fatwa mengharuskan perjanjian damai tersebut dengan hujah-hujah yang keliru.


Hanya seorang Raja di daerah tersebut yang menegakkan jihad(1). Raja tersebut adalah Al-Kamil Muhammad al-Ayubi, Raja Miyafarqin. Miyafarqin adalah kota yang terletak sekarang ini timur Turki menuju ke sebelah barat Turki. Tentara Raja Al-Kamil Muhammad al-Ayubi menguasai timur Turki, barat laut Iraq dan timur laut Syria.


Tetapi kegilaan Tartar mengatasi segala-galanya. Kota Miyafarqin dikepung dan akhirnya jatuh. Begitu juga dengan Kota Halab/Aleppo. Kota Damsyik juga jatuh. Puncaknya adalah penjajahan Mongol/Tartar ke atas bumi Palestina.


MESIR BUMI RIBAT (Benteng Islam)


Ketika Mongol memulai serangannya ke atas umat Islam, Mesir berada dalam krisis yang amat runcing. Ia berada di bawah pemerintahan kerajaan Mamalik (Mamluk) dan melalui satu pergolakan politik yang amat dahsyat. Kerajaan Mamalik Bahriah (salah satu fasa dalam kerajaan Mamalik) menguasai Mesir selama 144 tahun. Dalam tempo tersebut Mesir diperintah oleh 29 orang sultan. Satu jumlah yang banyak untuk pemerintahan selama satu abad setengah. Pada 29 orang sultan tersebut, 10 diantaranya mati dibunuh dan 12 diantaranya digulingkan. Ini jelas menunjukkan kepada kita bahwa kekuatan dan kekerasan adalah asas perubahan di dalam kerajaan Mamluk.


Setelah fasa Mamalik Bahriah, menyusul pula fasa Mamalik Muizziah/Burji. Pemerintah awal di fasa ini adalah Raja Izzuddin Aibak. Beliau berhasil mengembalikan kestabilan politik kepada Mesir. Tetapi kestabilan itu hanya bertahan selama tujuh tahun. Keadaan kembali kacau selepas pembunuhan beliau dan seterusnya pembunuhan isterinya, Syajarah ad-Dur. Setelah berganti pemerintahan, akhirnya Mesir diperintah oleh Saifuddin Qutuz.


Pembunuhan Raja Izzudin Aibak dan isterinya telah membawa kepada perselisihan di antara Mamalik Bahriah (pendukung kerajaan lama) dan Mamalik Muizziah (kerajaan baru yang diperintah oleh Qutuz) dan hal ini masih berlangsung di zaman Qutuz. sebagian pendukung Mamalik Bahriah mengambil sikap berpindah ke bumi Syam dan lain-lain. Manakala yang tinggal menetap di Mesir mengambil sikap mengasingkan diri. Ini menjadikan Mesir lemah dari sudut pertahanan karena dasar pasukan Tentara Mesir adalah pendukung Mamalik Bahriah.


Di masa yang sama, serangan Mongol ke atas bumi Syam telah memutuskan kontak antara Mesir dan Syam. Tiada hubungan di antara keduanya. Mesir juga tidak mendapat bantuan dari Sudan dan negara-negara di utara Afrika. Ini menjadikan Mesir seolah-olah sendirian di tengah-tengah krisis yang terjadi di seluruh negara Islam.


Keadaan menjadi semakin buruk apabila Mesir juga pada masa itu ditimpa krisis ekonomi. Perang Salib yang terjadi sebelum itu telah melumpuhkan ekonomi Mesir. sebagian dari lokasi perang salib adalah di bumi Mesir. Tentara Mesir juga adalah Tentara yang banyak terlibat di dalam perang salib yang terjadi di tempat lain. Shalahudin Ayubi menjadikan Mesir sebagai salah satu benteng pertahanannya.


Disamping sebagian Tentara Salib yang masih ada di bumi Islam, masalah ditambah lagi dengan kedatangan musuh baru Islam yaitu Mongol.


QUTUZ, Penyelamat Umat Islam


Qutuz ditunjuk sebagai gubernur Mesir oleh Sultan Aybak. Dia tetap menjadi gubernur Mesir ketika Sultan Aybak dibunuh pada tahun 1257 dan digantikan anaknya Al-Mansur Ali. Aybak dibunuh oleh Keluarga Kerajaan dari Mamluk Bahri(Orang Turki Kipchaks dan berpusat di air di Rodah/Rhode Island) sedangkan Aybak adalah Mamluk Burji(orang Turki Cerkes yg berpusat di QAHIRA/KAIRO).Setelah kedatangan pasukan Mongol pada tahun 1258, Qutuz melakukan kudeta dan merebut kekuasaan dari tangan Al-Mansur Ali pada tanggal 12 November 1259.(2)


Qutuz menaiki tahta Mesir pada 24 Zulqaedah 657 H.


Sebelum beliau menaiki tahta Mesir, Serangan pertama Mongol (617 H), serangan kedua Mongol (628 H) dan kejatuhan Baghdad (656 H) telah pun terjadi dan meninggalkan kesan yang amat parah kepada umat Islam di luar Mesir. Selepas beliau menaiki tahta Mesir pula, Halab jatuh ke tangan Mongol pada Safar 658 H dan Damsyik jatuh pada Rabi’ul Awal 658 H menjadikan keadaan di luar Mesir bertambah gawat. Kejatuhan Palestina keseluruhannya juga terjadi pada masa yang sama. Mesir berbatasan dengan Palestina di sebelah timur Mesir pada Kota Gaza.


Demikianlah kita melihat Qutuz terbebani dengan satu masalah yang cukup berat. Sasaran Mongol seterusnya adalah Mesir sedangkan Mesir tidak bersedia untuk menambah masalah baru disamping masalah-masalah internal dan eksternal yang sudah ada.


Sikap yang ditunjukkan oleh Qutuz amat membanggakan umat Islam pada ketika itu. Sikap itu terus menerus menjadi puncak kepada keagungannya pada pandangan mata umat sepanjang zaman. Qutuz mengambil keputusan untuk menghadapi Mongol dan tidak akan lari sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian umat Islam. Dia juga mengambil sikap tidak akan mengulurkan perdamaian kepada Mongol sebagai mana yang menjadi pilihan sebagian Raja-raja Islam ketika itu.


TIGA LANGKAH AWAL yang JENIUS


Qutuz mengambil tiga langkah awal sebelum melancarkan peperangan ke atas Mongol. Ketiga-tiga langkah ini dilihat amat berkesan dan menjadi sumber kekuatan kepada Tentara Islam pada ketika itu.


Langkah pertama yang diambil oleh Qutuz adalah mengembalikan kestabilan keadaan internal Mesir. Beliau memanggil golongan istana, pembesar-pembesar, menteri-menteri, ulama’-ulama’ dan golongan berpengaruh di dalam masyarakat. Beliau berkata kepada mereka: “Apa yang aku inginkan dari jabatan ini hanyalah agar kita bersatu untuk melawan Mongol. Urusan itu tidak mampu diselesaikan tanpa Raja. Apabila kita berhasil keluar dari masalah ini dan mengalahkan Mongol, urusan ini terletak di tangan kamu semua. Pilihlah siapa saja yang kamu kehendaki untuk menjadi pemerintah.”


Ucapan Qutuz tersebut telah meredakan ketamakan sebagian dari pembesar yang berniat untuk merampas tahta Mesir dari tangan Qutuz.


Di masa yang sama beliau telah memecat Menteri, Ibnu binti al-A’az dan menggantikannya dengan Zainuddin Ya’kub bin Abd Rafi’. Ini kerana beliau lebih meyakini kesetiaan Zainuddin Ya’kub daripada Ibnu binti al-A’az. Kemudian beliau mengekalkan Farisuddin Aqtai as-Soghir sebagai panglima Tentara walau pun beliau adalah pendukung Mamalik Bahriah.


Langkah kedua yang telah dilakukan oleh Qutuz adalah memberikan pengampunan kepada semua pendukung Mamalik Bahriah. Perselisihan yang terjadi sebelum ini yang berpuncak dari pembunuhan Raja Izzuddin Aibak ingin segera dihentikan oleh Qutuz.


Mamalik Bahriah mempunyai pengalaman yang luas di dalam medan peperangan. Di antara kehebatan yang pernah mereka tunjukkan adalah kemenangan mereka di dalam Perang Mansurah (salah satu siri perang Salib) pada tahun 648 H.


Pengampunan itu telah berhasil membujuk mereka yang telah keluar meninggalkan Mesir untuk kembali ke Mesir. Rombongan pendukung Mamalik Bahriah(termasuk Baybars) kembali berduyun ke Mesir dari bumi Syam, Karak (di Jordan sekarang) dan bumi kerajaan Turki Saljuk. Dengan itu Mesir berhasil mendapatkan kembali kekuatan tentaranya.


Langkah ketiga yang diambil oleh Qutuz adalah mengusahakan penyatuan kembali antara Mesir dan Syam. Seperti yang diceritakan sebelum ini, Raja Damsyik dan Halab (sebagian dari bumi Syam) iaitu Raja Nasir al-Ayubi telah melakukan perjanjian damai dengan Mongol. Perjanjian itu tidak berhenti dengan memohon perdamaian, bahkan Raja Nasir al-Ayubi pergi lebih jauh dari itu dengan meminta bantuan Mongol untuk menjatuhkan Mesir.


Qutuz menulis surat kepada Raja Nasir al-Ayubi(keturunan keluarga Al Ayubi) memohon penyatuan Mesir dengan Syam. Bahkan beliau menyatakan kesanggupannya untuk duduk di bawah Raja Nasir al-Ayubi. Malangnya surat tersebut tidak digubris.


Tetapi apabila Damsyik dan Halab ditawan oleh Mongol dan selepas Raja Nasir al-Ayubi lari menyelamatkan diri ke Karak, Tentara Syam telah bergerak menuju ke Mesir dan bergabung dengan Tentara Mamalik. Kesatuan ini menambahkan lagi kekuatan Mesir dan memberikannya satu semangat yang cukup kuat untuk berhadapan dengan Mongol.


Ketiga-tiga langkah ini telah memberikan Mesir satu kekuatan baru pada awal tahun 658 H. Di sini tampaklah kepada kita kecekatan dan kesungguhan Qutuz. Ketiga-tiga langkah awal yang mungkin memerlukan masa yang panjang untuk dicapai, telah berhasil diselesaikan oleh Qutuz dalam masa tidak sampai tiga bulan saja dari masa beliau menaiki tahta Mesir.


Disimpulkan bahawa keadaan dunia Islam pada awal tahun 658 H adalah:


a. Mesir berhasil mendapatkan kembali kekuatannya


b. Baghdad, Halab/Aleppo dan Damsyik/Damaskus jatuh ke tangan Mongol disamping negara-negara lain yang telah jatuh sebelumya (Daulah al-Khowarizmiah, Daulah Arminiah, Daulah Karjiah)


c. Palestina keseluruhannya jatuh ke tangan Mongol termasuk Gaza yang terletak hanya 35 kilometer dari batasan Mesir


SURAT ANCAMAN HULAGHU KHAN


Hulaghu Khan pemimpin Mongol mengirim utusan ke Qutuz dan meminta Qutuz menyerah saja daripada dihancur leburkan dan dibantai seperti yang dialami kaum muslimin di Baghdad, Iraq pada tahun 1258 M.


Ketika itu Mesir masih lagi di peringkat awal untuk mempersiapkan dirinya, empat orang wakil Hulaghu telah datang memberikan surat perutusan dari beliau. Wakil tersebut datang beberapa hari selepas kejatuhan Halab (Safar 658 H), yaitu hanya tiga bulan selepas Qutuz menaiki tahta Mesir (Zulqaedah 657 H).


Surat tersebut telah melecehkan kekuatan tentara Islam dan memberikan 2 pilihan kepada mereka; menyerah atau berperang. sebagian dari pembesar pada masa itu awalnya merasa takut dan ingin menarik diri karena persiapan(wilayah n jumlah pasukan) Mesir pada waktu itu masih tidak seberapa jika dibandingkan dengan Mongol yang menguasai satu kawasan jajahan yang cukup luas (dari Korea ke Polandia hari ini).


Pameo yang terkenal di dunia pada saat itu “jika kamu mendengar Mongol dikalahkan, jangan percaya” Hal ini terjadi karena saking nggak pernah kalahnya Pasukan Mongol setiap bertempur

-

Qutuz mengumpulkan pembesar-pembesar dan panglima-panglima perangnya lalu berkata kepada mereka:


“Wahai pimpinan muslimin! Kamu diberi gaji dari Baitul Mal sedangkan kamu tidak suka berperang. Aku akan pergi berperang. Barangsiapa yang memilih untuk berjihad, temannya aku. Barangsiapa yang tidak mau berjihad, pulanglah ke rumahnya. Allah akan memerhatikannya. Dosa kehormatan muslimin yang dicabuli akan ditanggung oleh orang yang tidak turut berjihad.”


Kata-kata beliau telah menyentak dan menyadarkan kembali pembesar-pembesar Mesir ketika itu. Mereka bukan berhadapan dengan dua pilihan yang diberikan oleh Hulaghu, tetapi mereka berhadapan dengan pilihan yang diberikan oleh Allah terhadap mereka. Jihad pada ketika itu adalah fardhu ain dan mereka tidak ada pilihan selain dari itu.


Surat Hulagu Khan ini berbunyi :


Dari Raja Di Raja di Timur dan Di Barat, Khan Yang Agung Kepada Qutuz si Mamluk yang lari dari pedang-pedang kami!


Kamu seharusnya berpikir mengenai apa yang telah berlaku ke atas negara-negara yang lain dan menyerah kepada kami. Kamu telah mendapat kabar berita bagaimana kami telah menghancurkan kekhalifahan yang begitu besar, menyucikan bumi ini dari kerusakan yang mencacatkannya. Kami telah menawan kawasan yang luas dan membunuh semua manusia dengan kejam. Kamu tidak akan terlepas dari kerakusan dan kekejaman tentara kami!


Ke mana lagi kamu ingin lari? Jalan mana lagi yang kamu akan gunakan untuk melepaskan diri dari kami? Kuda-kuda kami berlari kencang, anak-anak panah kami tajam, pedang-pedang kami bagaikan guruh yang menakutkan, hati-hati kami keras bagaikan gunung, laskar-laskar kami banyak tak terbilang. Benteng-benteng kukuh tidak akan dapat menghalang kami, senjata-senjata tidak akan dapat membendung kami. Doa kamu tidak akan membawa apa-apa pengaruh ke atas kami. Kesedihan dan ratapan tidak kami pedulikan. Hanya mereka yang merayu untuk perlindungan kami akan selamat.


Bersegeralah dalam membalas surat ini sebelum api peperangan bermula. Jika kamu melawan, maka barang pasti kamu akan menderita dan tersiksa dengan kehancuran yang dahsyat. Kami akan menghancurkan masjid-masjid kamu dan memperlihatkan kelemahan Tuhan kamu. Kemudian kami akan membunuh anak-anak kamu dan orang-orang tua di kalangan kamu.


Kini, hanya kamulah satu-satunya musuh yang perlu kami hadapi.


Setelah menerima surat tersebut, Saifuddin Qutuz tidak gentar sedikitpun. Malah beliau dengan berani menghina delegasi tersebut dan membunuh mereka dan kepala mereka di gantung di pintu kota Mesir.

(Nota : Islam tidak membenarkan membunuh delegasi asing yang diutuskan. Kebanyakan ahli sejarah menyatakan bahwa tujuan kedatangan delegasi tersebut bukanlah sekadar menghantarkan surat Hulagu Khan semata- mata, tetapi telah bertindak sebagai mata- mata tentara Mongol Hal ini biasa dilakukan Mongol sebelum berperang seperti yang mereka lakukan-mata2- terhadap Hongaria oleh Jenderal Subotai).(3)

FATWA “SULTHANUL AULIYA” IZZUDIN bin ABDIS SALAM AL HANAFI dalam Masalah Pajak untuk Biaya Perang


Selesai dari masalah surat Hulaghu, Qutuz berhadapan dengan satu masalah lain yaitu sumber keuangan untuk mempersiapkan Mesir menghadapi peperangan. biaya yang besar diperlukan untuk memperbaiki benteng, jembatan, membeli senjata dan peralatan perang serta bekalan makanan yang mencukupi untuk tentara dan rakyat jika Mesir dikepung oleh Mongol. Dalam keadaan Mesir yang dilanda dengan krisis politik dan ekonomi ketika itu, Qutuz tidak mempunyai waktu yang banyak untuk menyelesaikan masalah itu setelah surat ancaman Hulaghu sampai kepadanya memberikan isyarat bahwa serangan Mongol akan datang sewaktu-waktu. Mongol sudah berada di perbatasan Mesir.


Qutuz memanggil para pembesar negara lalu melakukan musyawarah. Pilihan yang ada pada mereka adalah untuk meminta bantuan uang dari rakyat jelata. Hal ini perlu dilakukan segera. Mereka tidak ada pilihan selain dari itu. Tetapi pilihan ini memerlukan satu fatwa dikeluarkan oleh ulama’ Islam karena umat tidak pernah kenal ada cukai/pajak lain selain dari zakat(4). Tanpa fatwa tersebut, Qutuz tidak akan melakukannya karena menyelesaikan masalah dengan jalan yang tidak syar’i hanya akan menyebabkan Mesir ke dalam masalah lain yang mungkin lebih besar. Syariat adalah batas bagi segala-galanya.


Di antara yang dipanggil untuk turut serta di dalam musyawarah tersebut adalah seorang ulama’ bernama al-Izz bin Abdis Salam (lebih dikenali sebagai Izzuddin Abdis Salam). Beliau lahir pada tahun 577 H. Ketika musyawarah tersebut umurnya sudah mencapai 81 tahun. Ibnu Daqiq al-Ied menggelarnya sebagai “Sulthanul Auliya” Sultan kepada semua ulama’.


Gelaran ini diberikan karena sifat beliau yang amat tegas di dalam menasihati para pemerintah dan panglima perang ketika perang Salib sedang terjadi. Beliau bukan sahaja memberikan fatwa di dalam masalah ibadah tetapi juga turut campur tangan di dalam memberikan fatwa di dalam masalah politik dan peperangan.


Beliau pernah dipenjarakan di Damsyik dan di Quds karena kelantangan fatwanya terhadap pemimpin Islam yang mengkhianati umat Islam dan melakukan perjanjian dengan Tentara Salib. Setelah dibebaskan oleh Raja Shalih Najmuddin Ayub, raja Mesir ketika itu, beliau berpindah ke Mesir dan menjadi Mufti Mesir setelah sebelum ini menjadi Mufti di Palestina dan Syam.


Ketika Qutuz mengumumkan agar dilakukan pajak dari rakyat jelata, Izzuddin Abdis Salam mengeluarkan satu fatwa yang cukup tegas. Beliau berkata:

“Apabila negara Islam diserang, wajib ke atas dunia Islam untuk memerangi musuh. Harus diambil dari rakyat jelata harta mereka untuk membantu peperangan dengan syarat tidak ada harta langsung di dalam Baitul Mal. Setiap kamu (pihak pemerintah) pula hendaklah menjual semua yang kamu miliki dan tinggalkan untuk diri kamu hanya kuda dan senjata. Kamu dan rakyat jelata adalah sama di dalam masalah ini.”

Ada pun mengambil harta rakyat sedangkan pimpinan tentara memiliki harta dan peralatan mewah, maka hal ini adalah tidak harus.”


Fatwa yang cukup tegas ini disambut juga dengan ketegasan oleh Qutuz.


Beliau memerintahkan semua pembesar negara dan pimpinan perang agar menyerahkan semua yang mereka miliki kepada negara. Hasil yang menakjubkan; Mesir adalah negara yang kaya. Tetapi kekayaan tersebut telah disalahgunakan oleh sebagian pimpinan pada masa itu. Penyerahan harta dari pembesar negara telah disambut oleh rakyat jelata. Mereka mula menyumbangkan harta masing-masing untuk memenuhi tuntutan biaya perang. Semua turut serta di dalam memberikan sumbangan. Fatwa Izzudin bin Abdis Salam benar-benar dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan segera.


KEJUTAN DARI QUTUZ; MENYERANG MONGOL BUKAN BERTAHAN di MESIR


Mesir sudah bersedia untuk menghadapi Mongol. Segala daya dan upaya telah diambil oleh Qutuz. Qutuz berhasil menaikkan semangat rakyat Mesir. Qutuz berhasil memadamkan perselisihan di antara pembesar Islam. Qutuz berhasil mendamaikan antara Mamalik Bahriah dan Mamalik Muizziah/Burji. Qutuz berhasil menyatukan antara Mesir dan Syam, dua wilayah Islam yang kuat. Qutuz berhasil mengecilkan Mongol pada pandangan umat Islam. Qutuz berhasil membersihkan jiwa pembesar dan rakyat. Qutuz berhasil membersihkan uang-uang haram dan melancarkan jihad dengan menggunakan uang yang halal.


Dengan kekuatan tersebut Qutuz memilih untuk melakukan tindakan yang cukup berisiko. Beliau telah memberikan pandangannya di dalam musyawarah dengan pimpinan pasukan untuk mereka keluar menyerang Mongol di bumi Palestina dan mengubahnya dari rencana asal yaitu menunggu serangan Mongol di Mesir. Pandangan ini amat mengejutkan para pimpinan pasukan sehingga sebagian dari mereka agak gamang dan terkejut setelah mendengar pandangan tersebut. Perundingan terus berjalan dan Qutuz menerangkan kepada mereka maksud pilihannya itu.


Qutuz menegaskan beberapa poin penting yang mungkin tidak disadari oleh sebagian pimpinan pasukan akibat terlalu lama berada dalam krisis politik.


a. Keselamatan Mesir bukan terletak di Kaherah/Qahira/Kairo tetapi sebaliknya bermula dari batasan Mesir di sebelah timur. Dengan itu usaha untuk menyelamatkan perbatasan Mesir – Palestina mesti dilakukan dari awal yaitu dengan cara menyerang Mongol di Palestina.


b. Berperang di luar Mesir memberikan Mesir kelebihan; yaitu mereka masih lagi ada peluang kembali ke Mesir untuk menyusun strategi kembali jika nanti kalah di Palestina. Tetapi jika mereka kalah di dalam bumi Mesir, mereka tidak mempunyai peluang tersebut. Sebaliknya Mongol dengan mudah dapat terus menerobos ke Kaherah, ibu kota negara Mesir.


c. Pasukan Islam mesti melakukan kejutan ke atas musuh dengan cara mereka yang menentukan tempat dan waktu untuk berperang. Dengan itu mereka berada dalam keadaan cukup siap untuk berperang dalam keadaan musuh tidak siap sepenuhnya.


d. Mesir bertanggungjawab bukan saja ke atas keselamatan Mesir tetapi juga ke atas keselamatan bumi-bumi Islam yang lain. Jihad mempertahankan negara Islam yang dijajah adalah fardhu ke atas negara tetangga jika negara yang dijajah itu tidak mampu mempertahankan dirinya.


e. Umat Islam mempunyai kewajiban untuk menyerang dan membuka negara Mongol lalu menawarkan kepada mereka Islam atau jizyah/upeti. Apakah lagi jika sekiranya pasukan Mongol berada di bumi Islam, kewajiban untuk membuka yang dijajah oleh Mongol tersebut lebih wajib lagi daripada menyerang negara Mongol sendiri.

Setelah perbincangan yang panjang, akhirnya keputusan diambil bersama. pasukan Islam akan bergerak menuju ke bumi Palestina dan menyerang Mongol di sana.

PERJANJIAN DAMAI antara ISLAM – SALIB di AKKA/ACRE/ACCO


Untuk sampai ke tempat yang sesuai dijadikan medan perang di Palestina, pasukan Islam terpaksa melalui Kota Akka. Kota Akka pada ketika itu masih lagi di bawah jajahan pasukan Salib sejak tahun 492 H. Mereka telah berada di Akka selama 166 tahun. Terdapat generasi pasukan Salib di Kota tersebut.


pasukan Salib berada dalam keadaan yang cukup lemah di Akka. Kelemahan ini hasil dari keletihan peperangan yang mereka terpaksa hadapi dari pasukan Shalahudin Al Ayyubi sebelum ini. Pembebasan Al Quds terjadi pada tahun 643 H. Peperangan Mansurah terjadi pada tahun 648 H. Selepas peperangan tersebut, banyak pasukan Salib yang dijadikan tawanan termasuk King Louis IX, Raja Perancis.


Walau pun begitu, untuk membebaskan Akka dari pasukan Salib tidaklah semudah yang disangkakan. Benteng terkuat pasukan Salib adalah di Akka. Banyak cobaan termasuk cobaan oleh Shalahudin al-Ayyubi untuk membebaskan Akka menemui kegagalan sebelum ini. Ini termasuk kemungkinan akan terjadi sekali lagi kesepakatan di antara pasukan Mongol dan pasukan Salib yang akan menguatkan kembali Akka.


Langkah yang diambil oleh Qutuz adalah melakukan perjanjian damai sementara dengan pemerintah Salib di Akka. Perjanjian damai ini akan berakhir apabila peperangan menentang Mongol selesai. Langkah ini diambil oleh Qutuz di atas beberapa pertimbangan:


a. Memerangi pasukan Salib dan pasukan Mongol serentak akan menghilangkan tumpuan pasukan Islam dan melemahkan mereka.


b. Mongol adalah masalah utama ketika itu Qutuz menghantar utusannya untuk menawarkan perjanjian damai. Beberapa syarat diberikan oleh Qutuz kepada pasukan Salib yang menunjukkan bahwa Islam sebenarnya berada di posisi kuat ketika melakukan perjanjian dan bukan di posisi lemah. Ia tidak boleh disamakan dengan perjanjian yang terjadi di antara sebagian pihak yang mewakili Palestina sekarang dengan Yahudi penjajah.


Wakil Qutuz menawarkan kepada penduduk Akka keamanan. Mereka juga menawarkan akan menjual kuda-kuda pasukan Mongol dengan harga yang murah kepada penduduk Akka jika mereka berhasil menjatuhkan Mongol. Tawaran ini amat menarik bagi penduduk Akka yang memang kekurangan kuda. Kuda-kuda Mongol terkenal di zaman itu sebagai kuda yang kuat.


Tetapi di masa yang sama, wakil Qutuz mengenakan syarat bahwa Akka perlu memberikan bantuan makanan dan apa-apa yang diperlukan oleh pasukan Islam sepanjang mereka berada di Palestina. Wakil Qutuz juga memberikan peringatan keras kepada pasukan Salib di Akka bahwa jika terjadi sebarang pengkhianatan di pihak pasukan Salib, pasukan Islam akan meninggalkan peperangan melawan Mongol dan menumpukan sepenuh tenaga mereka kepada pasukan Salib sehingga Akka berhasil dibebaskan.


Di pihak pasukan Salib, mereka sebenarnya tidak mempunyai pilihan yang lebih baik dari menerima tawaran tersebut. Menolak tawaran perjanjian damai akan menaikkan kemarahan pasukan Islam dan kemungkinan akan membawa kepada kejatuhan Akka. Dengan itu Akka dengan segera menerima perjanjian damai sementara itu.


Sehingga Qutuz dan pasukan Islam ke Palestina untuk berhadapan dengan Mongol kini terbuka


PEMEBERSIHAN SHAF PASUKAN MUSLIMIN dari MUNAFIKIN


Kini peperangan benar-benar berada di ambang mata. Peperangan dahsyat benar-benar akan terjadi. Kejutan terjadi kepada sebagian pasukan yang pada awalnya menyangka bahwa usaha Qutuz tersebut hanyalah usaha menaikkan semangat. Ketakutan menyelubungi mereka karena Mongol adalah kekuatan gila yang tidak pernah dikalahkan. pasukan Salib tidak segila itu. Bahkan pada zaman itu meniti dari mulut ke mulut satu mitos yang diterima oleh semua orang pada masa itu

˜jika kamu mendengar Mongol dikalahkan, jangan percaya”.

Mereka lari meninggalkan pasukan Islam. sebagiannya lari ke bumi Hijaz. Ada yang lari ke Yaman. Ada juga yang lari jauh sehingga ke Maroko/Morocco. Hasil dari itu pasukan Islam benar-benar bersih dari jiwa-jiwa yang kotor. Yang turut berperang adalah mereka yang benar-benar jelas azam/niatnya, kuat dan berani menanggung segala risiko. Mereka bersedia untuk syahid di jalan Allah.


Pasukan muslimin berada di puncak persiapan perang. Segala-galanya telah disiapkan oleh Qutuz, Raja yang menyerahkan kehidupannya untuk agama Allah. Usaha yang bermula dari Dzulkaedah 657 H sehingga ke Sya’ban 658 H itu (tidak sampai 10 bulan) telah benar-benar membuahkan hasilnya.


Kini pasukan Islam sudah benar-benar bersiap sedia untuk menghadapi Mongol.


Sya’ban 658 H: KE BUMI PALESTINA UNTUK MENUMBANGKAN MONGOL


Pergerakan pasukan Islam bermula pada bulan Sya’ban 658 H. Ia bersamaan bulan Juli 1260 M. Bulan Juli adalah musim panas. Mengarungi padang pasir di dalam musim panas bukanlah suatu yang mudah. Ditambah pula mereka akan menghampiri bulan Ramadhan. Tetapi Qutuz tidak menangguhkan langsung operasi tersebut.


pasukan Islam dilatih di Kaherah/Kairo, Asyut, Iskandariah dan Dimyat. Pada kamp-kamp latihan tersebut mereka berkumpul di Shalahiah yang terletak di Syarqiah, Mesir sekarang ini. Dari situ mereka bergerak ke sebelah timur dan kemudian naik ke utara menuju ke Arisyh. Itulah Kota pertama mereka berteduh setelah mengarungi padang pasir dari Sholahiah.


Dari Arisyh mereka menuju ke Gaza yang berada di bawah penguasaan Mongol.Qutuz telah membagikan pasukannya kepada dua kumpulan.


Kumpulan pertama agak kecil jika dibandingkan dengan kumpulan kedua. Kumpulan pertama ini diketuai oleh panglima Islam yang hebat, Ruknuddin Baibras/Baybars/Bibris. Kumpulan ini berjalan terpisah agak jauh dari kumpulan kedua. Kumpulan pertama ini berjalan mennampakkan dirinya manakala kumpulan kedua berjalan dengan perlahan dan menyembunyikan diri. Ini adalah antara taktik perang yang dilakukan oleh Qutuz untuk mengelabui mata musuh agar musuh ceroboh di dalam menghitung kekuatan pasukan Islam.


KEMENANGAN di GAZA


Pada 26 Juli 1260 M, Baibras sudah berhasil melewati perbatasan Mesir – Palestina. Dia berhasil melewati Rafah, Khan Yunus dan Dir Balah. Kini dia berada terlalu hampir dengan Kota Gaza.


Pasukan Mongol berhasil mengetahui pasukan Baibras. Mereka menyangka bahwa pasukan itu adalah keseluruhan pasukan Islam tanpa mengetahui tentang kewujudan pasukan kedua pasukan Islam yang berada jauh dari Gaza. Berita tersebut sampai kepada pasukan Mongol. Ketika itu pasukan utama Mongol di bawah pimpinan Katabgha masih jauh dari Gaza. Mereka berada di bumi Lubnan/Lebanon, 300 kilometer dari Gaza. Dengan itu mereka menyambut satu pasukan yang tidak begitu besar untuk menghadapi pasukan Islam.


Berlakulah pertempuran di antara dua pasukan tersebut. Kali pertama setelah puluhan tahun, pasukan Islam menang di dalam pertempuran melawan Mongol. Terbunuh di dalam peperangan tersebut sebagian pasukan Mongol. pasukan yang selamat melarikan diri menyampaikan berita tersebut kepada Katabgha.


Marah bercampur terkejut. Itulah reaksi Katabgha dan pasukan Mongol ketika mendengar berita kekalahan mereka. Sebelum ini mereka sudah terbiasa membunuh orang Islam tanpa mendapat perlawanan sengit. Mereka juga sudah terbiasa dengan beberapa Raja Islam yang menghinakan diri memohon perdamaian dari mereka. Di luar sangkaan mereka, masih ada lagi pasukan Islam yang berani melawan mereka dan mampu mengalahkan mereka. Ini adalah pengalaman baru bagi Mongol.


Di pihak pasukan Islam, kemenangan itu menaikkan semangat mereka untuk terus berjihad. Mereka tidak lagi menoleh ke belakang. Sebaliknya mereka akan terus ke hadapan sehingga ke kehancuran Mongol.


PEMILIHAN LOKASI PEPERANGAN: WADI AIN JALUT


Pasukan Islam terus bergerak dari Gaza melepasi Asqalan dan Yafa. Dari situ mereka singgah sebentar di Akka dan berjumpa dengan pimpinan pasukan Salib di Akka untuk memastikan perjanjian masih lagi dipatuhi oleh mereka.

Seterusnya Qutuz dan pasukan Islam bergerak meninggalkan Akka menuju ke Ain Jalut. Di manakah Ain Jalut?

Ain Jalut terletak tidak jauh dari perkemahan Janin sekarang ini. Ia terletak di antara Kota Bisan dan Nablus. Ia terletak 65 kilometer dari Hittin/Hattin(1), medan peperangan Hittin yang terjadi pada tahun 583 H. Ia terletak 60 kilometer dari Yarmuk, medan peperangan Yarmuk(2), yang terjadi enam abad sebelumnya. Kedudukannya banyak mengembalikan memori pasukan Islam kepada kemenangan pasukan Islam sebelum itu.


Ia dipilih karena ia adalah kawasan lapang yang luas dan dikelilingi oleh bukit kecuali di bagian utaranya. Bukit-bukit tersebut dipenuhi pohon-pohon yang memudahkan pasukan Islam untuk bersembunyi. Satu pasukan kecil di bawah pimpinan Baibras diletakkan di bagian utara sementara pasukan yang lain bersembunyi di balik pepohonan.


Kedua belah pihak berkemah di tanah suci Palestina pada bulan Juli 1260 dan akhirnya berhadapan di Ain Jalut pada tanggal 3 September 1260/25 Ramadhan 658 H dengan kekuatan yang hampir sama yaitu ± 20.000 pasukan.


Semua berada dalam keadaan siap sedia menanti kedatangan Katabgha dan pasukan Mongol


24 Ramadhan 658 HKetika Qutuz dan pasukan Islam sudah pun berada di bumi Ain Jalut, datang sejumlah sukarelawan dari Palestina. Sebelum ini mereka menyembunyikan diri dari medan peperangan. Kesungguhan Qutuz dan qudwah yang ditunjukkan oleh beliau telah menghilangkan ketakutan mereka.Di samping itu, medan Ain Jalut juga dipenuhi dengan petani-petani, kanak-kanak dan wanita. sebagiannya ada yang telah tua dan uzur. Kesemuanya keluar untuk memberikan bantuan dalam bentuk yang mereka mampu. Qutuz benar-benar berhasil menggerakkan umat Islam kembali ke medan jihad.


Di hari yang sama, datang seorang utusan kepada pasukan Islam dan memohon untuk bertemu dengan Qutuz. Dia memperkenalkan dirinya sebagai wakil Sorimuddin Aibak, seorang muslim yang dijadikan tawanan Mongol dan dipaksa mengabdi untuk pasukan Mongol. Wakil tersebut berkata bahwa dia membawa beberapa pesanan dari Sorimuddin Aibak untuk disampaikan kepada Qutuz.


Pesanan tersebut adalah beberapa pemberitahuan penting untuk pasukan Islam:


a. Pasukan Mongol tidak lagi sekuat sebelum ini. Hulaghu telah membawa sebagian pasukan dan panglima perangnya ke Tibriz, Iran karena kematian Ogadai Khan. Kekuatan mereka tidak lagi sekuat ketika mereka menakluk Syam.


b. Bagian kanan pasukan Mongol lebih kuat dari bagian kiri mereka. Dengan itu pasukan Islam hendaklah menguatkan bagian kiri mereka untuk menghadapi bagian kanan tersebut.


c. Asyraf al-Ayubi, Raja Hims yang sekarang ini bersama pasukan Mongol ingin kembali ke pangkuan pasukan Islam. Mereka akan melakukan tipu helah agar pasukan Mongol yang bersama mereka dapat dikalahkan.


Pemberitahuan ini diterima oleh Qutuz dengan penuh hati-hati, bimbang jika sekiranya ia adalah sebagian dari taktik dan tipu daya Mongol.


Semua ini terjadi pada siang 24 Ramadhan 658 H di Ain Jalut.


Pada malamnya Qutuz dan pasukan Islam melakukan tahajud dan memohon dari Allah demi kemenangan pasukan Islam dalam pertempuran esok hari. Malam itu adalah malam 25 Ramadhan dan kemungkinan ia adalah malam Lailatul Qadar. Mereka menghabiskan malam mereka dengan tahajud dan doa serta menyerahkan diri kepada Allah. Moga-moga Allah menerima mereka sebagai hamba-Nya dan memberikan kemuliaan kemenangan atau syahid di medan pertempuran esok hari.Moga-moga esok adalah hari di mana mereka boleh menebus semula kematian jutaan umat Islam di tangan Mongol.JUM’AT, 25 RAMADHAN 658 H


Fajar menyingsing tiba. Hari yang dinantikan oleh pasukan Islam dan muslimin yang bersama dengan mereka sudah menjelma. Hari itu adalah hari Jum’at 25 Ramadhan 658 H.


Pasukan Mongol di bawah pimpinan Katabgha tiba dari arah utara. pasukan Islam bersembunyi di sebalik pohon-pohon. Pasukan kecil di bawah Baibras yang pada asalnya berjaga di sebelah utara dan menampakkan diri juga menyembunyikan diri mereka ketika pasukan Mongol tiba.


Qutuz memberikan arahan agar pasukan Islam keluar menampakkan diri secara bertahap, satu katibah(satuan militer dalam pasukan Mamluk) demi satu katibah.


Ketika katibah pertama turun dari bukit dan menghampiri pasukan Mongol, Katabgha dan pasukan Mongol terkejut ketakutan. Katibah ini turun dengan memakai pakaian berbelang putih dan merah. Keseluruhan peralatan senjata mereka dihias cantik. Mereka turun dalam keadaan tersusun. Pergerakan mereka sama dan seimbang.

Katabgha bertanya kepada Sorimuddin Aibak: “Pasukan apakah ini?” Sorimuddin menjawab: “Inilah katibah Sanqar ar-Rumi.”

Kemudian turun pula katibah kedua. Katibah ini memakai pakaian berwarna kuning dan membawa senjata yang berhias indah. Mereka juga turun dalam keadaan tersusun, pergerakan yang sama dan seimbang.

Katabgha bertanya kepada Sorimuddin Aibak: “Pasukan apakah ini?” Sorimuddin menjawab: “Inilah katibah Balban ar-Rasyidi.”

Kemudian turun pula katibah seterusnya dengan memakai pakaian berwarna lain. Setiap kali katibah baru turun, Katabgha akan bertanya kepada Sorimuddin: “Pasukan apakah ini?” Sorimuddin yang tidak mengetahui keseluruhan nama-nama katibah Mamalik mula mereka-reka nama tertentu untuk menambahkan ketakutan Katabgha.


Pasukan Mamalik terpecah kepada banyak katibah. Setiap katibah akan memakai warna tertentu yang membedakannya dengan katibah lain. Kuda mereka akan dihias dengan warna yang sama. Begitu dengan senjata, kemah dan bahkan rumah-rumah mereka di Mesir. Semuanya akan diwarnakan dengan warna katibah masing-masing.


Semua katibah ini adalah sebagian pasukan Islam yang dipimpin oleh Baibras. Induk pasukan yang masih banyak menyembunyikan diri bersama Qutuz.


Gendang mula dimainkan oleh pasukan gendang pasukan Islam. Sudah menjadi kebiasaan pasukan Mamalik, mereka akan meletakkan satu pasukan gendang di medan perang. Mereka memainkan irama yang akan memberikan isyarat tertentu kepada pasukan Mamalik.Isyarat tersebut hanya mampu dipahami oleh pasukan Mamalik. Setiap pergerakan pasukan akan ditentukan oleh gendang tersebut.


Pasukan Baibras sudah berada dekat dengan pasukan Katabgha. Peperangan sudah semakin dimulai.


Serangan Pertama: Bermula Peperangan


Pertempuran pun akhirnya dimulai. Katabgha yang menyangka bahwa pasukan Baibras yang kecil itu adalah keseluruhan pasukan Islam telah mengarahkan keseluruhan pasukannya untuk masuk ke medan pertempuran. Mereka menyerbu masuk dengan jerit pekik yang kuat.


Baibras dan pasukannya berdiri tenang di tempat masing-masing menantikan serangan pasukan Mongol yang berjumlah berlipat ganda dari bilangan pasukan mereka. Apabila pasukan Mongol sudah dekat kepada mereka, Baibras memberikan isyarat kepada pasukannya untuk bergerak ke depan.


Pedang bertemu pedang, gendang dipukul bertambah kuat berselang seling memberikan kekuatan dengan takbir dari petani-petani yang berada di atas bukit. Darah mulai mengalir. Satu demi satu nyawa melayang. Walau pun begitu, Baibras dengan bilangan pasukan yang sedikit mampu bertahan hingga saat itu. Ketakutan mulai meresap masuk ke dalam diri pasukan Mongol. Belum pernah mereka menghadapi kekuatan sedemikian.


Pemilihan pasukan oleh Qutuz memang tepat. Panglima-panglima perang yang dipilih untuk berperang sejak awal dengan Mongol dan menghabiskan tenaga Mongol adalah panglima perang Mamalik terbaik. Mereka adalah panglima yang terlibat sekali di dalam mengukir kemenangan di dalam peperangan Mansurah menentang pasukan Salib pimpinan Louis IX. Mereka memiliki kemahiran perang yang tinggi.


Qutuz dan induk pasukan masih lagi menanti di sebalik tempat persembunyian mereka menyaksikan peperangan tersebut dan menunggu waktu yang tepat untuk masuk ke serangan kedua.


Serangan Kedua: Mengepung pasukan Mongol


Masanya sudah tiba untuk Qutuz memberikan instruksi baru. Komando seterusnya adalah agar Baibras dan pasukannya berundur secara seimbang dan berpura-pura lemah. Taktik ini adalah taktik yang sama digunakan oleh pasukan Islam di dalam peperangan Nahawand/Nehavend ketika pasukan Islam di zaman Khalifah Umar radhiyallahu anhu membuka Persia. Taktik ini digunakan untuk menarik pasukan Mongol yang sudah keletihan masuk ke tengah-tengah medan peperangan dan mengepung mereka di situ. Sebagaimana yang kita ketahui medan Ain Jalut berbukit di seluruh kawasannya kecuali di bagian utara. Kepungan itu agak mudah untuk dilakukan jika sekiranya Baibras berhasil menarik pasukan Mongol ke tengah medan.


Taktik yang dipakai oleh Sultan Qutuz dan panglima Baibars adalah dengan memancing keluar pasukan berkuda Mongol yang terkenal hebat sekaligus kejam kearah lembah sempit sehingga terjebak baru kemudian pasukan kuda mereka melakukan serangan balik dengan kekuatan penuh yang sebelumnya memang sudah bersembunyi di dekat lembah tersebut.


Ia bukanlah taktik yang mudah. Ia memerlukan satu perkiraan yang tepat. Terlalu cepat akan menyebabkan musuh menyadari taktik tersebut. Terlalu lambat akan menyebabkan kematian pasukan Islam.


Qutuz memberikan instruksi kepada pasukan gendang untuk memberikan komando baru ini. Baibras memahami irama gendang tersebut. Dengan cepat dia dan pasukannya mulai mundur ke belakang sedkiit demi sedikit dengan penuh hati-hati. Mereka berpura-pura mennampakkan keletihan dan kelemahan mereka.


Katabgha tertipu. Dia mengarahkan seluruh pasukannya untuk masuk ke dalam medan perang tanpa menyadari taktik tersebut. Ini adalah hal yang cukup pelik terjadi kepada beliau. Katabgha adalah panglima perang Mongol yang mahir. Menjadi panglima perang sejak zaman Genghis Khan. Ketika peperangan Ain Jalut, ia berusia lebih 60 tahun atau mungkin lebih 70 tahun. Satu usia yang memberikan pengalaman yang tidak sedikit berkenaan dengan taktik-taktik perang di zaman itu. Tetapi Allah mengatur segala-galanya.


Taktik ini berhasil. pasukan Mongol telah berada dalam kepungan. Pada ketika induk pasukan Islam muncul, Katabgha menyadari kesalahannya. Di sini tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali terus berperang mati-matian. Mereka nampak kematian semakin menghampiri mereka.


Serangan Ketiga: Kekuatan bagian Kanan Mongol


Katabgha memberikan arahan agar semua pasukannya berjuang mati-matian. Mereka seolah-olah mengamuk dan menggasak pasukan Islam. Di sini terbukti kebenaran apa yang dikatakan oleh wakil Sorimuddin Aibak berkenaan kekuatan bagian kanan pasukan Mongol. bagian kiri pasukan Islam telah dihantam dengan dahsyat oleh mereka. Gugur di kalangan pasukan Islam seorang demi seorang sebagai syahid.


Qutuz yang melihat dari atas bukit merasakan kesulitan yang dihadapi oleh pasukan Islam. Langkah yang diambil oleh beliau amat menakjubkan. Beliau mencampakkan topi besinya lalu menggaungkan ˜wa Islaaamah”. Pekikan ini diucapkan oleh beliau sambil beliau turun ke medan perang dengan menunggang kudanya. Langkah ini diambil oleh Qutuz untuk menaikkan semangat pasukan Islam. Pasukan Islam bertambah semangat dengan turunnya Qutuz ke medan perang.


Pasukan Mongol terperanjat dengan kehadiran Qutuz di tengah-tengah medan perang. Qutuz memerangi mereka dengan penuh semangat seolah-olah beliau tidak sayang akan nyawanya. Beberapa libasan pedang dan tombak hampir menemui beliau. Kudanya berhasil ditikam mati oleh pasukan Mongol menyebabkan beliau terjatuh. Walaupun begitu beliau meneruskan jihadnya dengan berjalan kaki sehingga beliau berhasil mendapatkan kuda bantuan.


Seorang pembesar istana menjerit dan mencelanya karena lambat menaiki kuda. Beliau terpikir Qutuz terbunuh lalu dengan itu akan kalahlah pasukan Islam. Tetapi Qutuz menjawab: “Ada pun diriku, sesungguhnya ia sedang menuju surga. Ada pun Islam, ia mempunyai Tuhan yang tidak akan membiarkannya.


KEMATIAN KATABGHA


Dibunuh oleh Jamaludin Aqusy as-Syams. Beliau adalah salah seorang panglima perang Mamalik. Pernah berada di bawah Raja Nasir al-Ayyubi. Kemudian beliau meninggalkannya setelah melihat pengkhianatan yang dilakukan oleh Raja Nasir al-Ayyubi.


Beliau mengejar pasukan Mongol sehingga berhasil masuk ke tengah-tengah pasukan tersebut. Di situ beliau melihat Katabgha. Jamaluddin tidak menunggu lama. Beliau mengumpulkan seluruh tenaganya dan melibas pedangnya ke arah leher Katabgha. Kepala Katabgha berpisah dari badan dan tercampak ke tengah medan perang di hadapan pasukan Mongol.


Ketakutan makin meningkat melihat kematian Katabgha di hadapan mata mereka. pasukan Mongol mula melarikan diri melalui bagian utara Ain Jalut. pasukan Islam mengejar mereka.


PERTEMPURAN AKHIR di BISAN dan BERAKHIRNYA KEKUATAN MONGOL


Pasukan Mongol bisa memecahkan kepungan pasukan Islam. Mereka melarikan diri sejauh 20 kilometer dan berhenti di Bisan. pasukan Islam terus mengejar mereka.


Berlaku pertempuran yang lebih sengit. Kali ini pasukan Mongol benar-benar menggila untuk memastikan mereka terus hidup. Qutuz berada di tengah-tengah medan peperangan memberikan semangat kepada pasukan Islam. Beliau melaungkan: “Wa Islaamah. Wa Islaamah. Wa Islaamah. Ya Allah bantulah hambamu, Qutuz untuk menghancurkan Mongol.”


Akhirnya kemenangan berpihak kepada pasukan Islam. Mereka berhasil mematahkan mitos bahwa Mongol tidak akan dikalahkan kapanpun jua.


Medan peperangan kembali sunyi. Tidak ada lagi bunyi gendang. Tidak ada lagi jeritan Mongol. Tidak ada lagi takbir para petani. Tidak ada lagi bunyi libasan pedang. Mayat-mayat pasukan Mongol mati bergelimpangan dalam bentuk yang mengerikan. Qutuz berjalan di tengah medan perang yang sudah sunyi melihat hasil peperangan selama sehari di bulan Ramadhan.


KESUDAHAN YANG BAIK BUAT RAJA YANG HEBAT


Qutuz sujud ke bumi mensyukuri kemenangan tersebut. Beliau dan pasukannya berhasil membunuh kesemua pasukan Mongol. Tidak ada seorang pun dari pasukan Mongol yang berhasil melepaskan diri mereka hidup-hidup. Semuanya mati dibunuh oleh pasukan Islam dan oleh penduduk lokal yang memang dendam pada Mongol.


Kehormatan umat Islam berhasil dikembalikan. Kematian jutaan umat Islam berhasil dibalas oleh Qutuz. Sememangnya beliau seorang pemimpin hebat yang berhasil menciptakan satu sejarah untuk dibanggakan oleh umat Islam sepanjang zaman. 10 bulan sudah cukup bagi Qutuz untuk menjatuhkan Mongol yang merajalela di bumi Islam selama lebih 40 tahun.


Sekembalinya beliau dari medan perang Ain Jalut yaitu dalam perjalanannya kembali ke Mesir, beliau ditikam dan terbunuh oleh para Emir(gubernur) di Shalihiya oleh Emir Badruddin Baktut, Emir Ons, and Emir Bahadir al-Mu’izzi. Beliau rahimahullah dimakamkan di Al Qusayr di Kairo/Qahira. Sultan Qutuz memerintah Mesir hanya 1 tahun. Beliau dikenal sebagai sultan pemberani, shalih, rendah hati dan berbudi luhur seperti Sultan Shalahuddin Al Ayyubi yang hidup 2 abad sebelumnya.


"Ya Mujahid...kembalilah dalam keridhoan Rabb kita...

dengan Surga seluas langit dan Bumi...."